Methode pekerjaan penggalian dan timbunan

Kali ini saya ingi berbagi kepada para pembaca blog ini tentang pekerjaan penggalian yang beberapa waktu lalu saya lakukan. Ada sebuah box buangan untuk menampung air kotor dari rumah-rumah. Box itu memiliki berat kurang lebih 25 ton. Memiliki tinggi hampir 3 meter, bisa anda bayangkan sendiri betapa besarnya box itu. Galian untuk meletakkan box ini pun sangat besar dan dalam pula. Apalagi lokasi penempatan box ini berada pada tanah gambut. Tanahnya hitam kalau digali akan dijumpai akar-akaran bakau tercampur didalam tanah. Tanah yang jelek. Kalau orang bule di proyek saya ini menyebutnya dengan Black Soil. Jelasnya seperti gambar berikut :

Methode penggalian yang kami lakukan pada saat itu adalah sebagai berikut ini langkah-langkahnya :

1. Menentukan titik-titik dimana box itu akan diletakkan kemudian buat batasan diatasnya.
2. Dilakukan dua batasan kotak, yang pertama untuk batasan atas dan yang kedua untuk batasan bawah.
-Batas atas
Gali sesuai dengan batasan atas yang telah marking. Hal ini dilakukan agar galian tidak melebar kemana-mana dan sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Bottom
-Batas bawah
Batas bawah adalah batas penggalian untuk bagian bawah galian. Batas atas ada dielevasi permukaan tanah dan batas bawah ada dielevasi dasar galian. Keduanya ada jarak sehingga terjadi slope. Slope dibuat 45 derajad. Seperti denah galian dibawah.

3. Mengarahkan excavator ke tempat yang strategis dan aman untuk melakukan penggalian. Kalau tanah masih lembek, berikan perkeras terlebih dahulu agar excavator
4. Buat jalan akses untuk excavator agar bisa bekerja.
5. Gali tanah existing dengan level yang telah ditentukan. Kedalaman maksimum sesuai dengan yang diperlukan adalah -3.0m dan dimana tanah jelek diperkirakan ada pada level -1.6 m. Kemiringan dibuat selandai mungkin.
6. Install kayu mangrove sampai kedalaman (± 3000 mm) dengan kepala bucket excavator. Hal ini dilakukan untuk memperkuat tanah agar tidak terjadi longsor. Terutama pada tanah yang jelek.

7. Menginstall pompa air temporary. Untuk mengeluarkan air dari galian.
8. Jalankan pompa air pada saat mulai mengerjakan bantalan / dudukan box.
9. Pasang batu berdiameter ø 10 – 30 cm pada bawah galian.
10. Setelah diberi batu beri pasir dan install kayu mangrove ditempat yang sama.
11. Kayu mangrove pada langkah 10 agak ditonjolkan sehingga pada saat bantalan dicor, mangrove dan bantalan beton menyatu, sehingga prinsipnya mirip pada pile cap.


12. Siapkan box yang akan diturunkan ke bantalan.
13. Berikan Bituminous Coating pada box yang akan diletakkan digalian.
14. Install box diatas bantalan, survey posisi, setelah OK baru diletakkan.
15. Urug kembali dengan bagian galian yang masih berlubang disekitar box. Padatkan per layer setiap 30 cm.
16. Pembersihan lokasi.

Pelaksanaan dilapangan :
Antara teori dan pelaksanaan dilapangan tentu saja berbeda. Banyak kendala yang dialami dilapangan sehingga methode yang telah dibuat sedikit mengalami modifikasi seperti terlihat pada foto berikut ini :


Dari foto diatas tidak terlihat adanya slope, sehingga pasang dua kali kayu mangrove depan dan belakang kemudian dikasih bracing antara keduanya.

Proses Lifting : Pada bagian lantai box dikasih hook diameter 13 mm empat buah. Ini terlalu berbahaya karena bebannya sekitar 25 ton. Dahulu dipasang 13mm karena yang diangkat hanya bagian lantai box saja kemudian dindingnya cor ditempat. Namun karena kami mendapatkan alat angkut yang mampu sampai 40 ton, maka box dicor semua diatas, baru diangkat.


Untuk itu hook yang telah ada kami beri dua lagi pada tiap-tiap hook. Jadi ada 3 besi diameter 13 mm, dimana besi tambahan tadi dibor, kedalam plat lantai, kemudian diberi chemical untuk memperkuat. Agar 3 besi tersebut bersatu maka dilas diujungnya.