• Popular Items

    • Memori 1990 an
      Masih teringat dengan masa kecilku, kurang lebih awal 90-an. Waktu kelas SD kelas 2, tepatnya tahun 1993, tiap hari apa tuh ! hari rabu ato ...
    • Pekerjaan Tiang Pancang
      Pondasi adalah bagian terbawah dari suatu struktur yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur diatasnya ke lapisan tanah pendukung. Pond...
    • Gethuk asale saka tela
      "Sore-sore padhang bulan, ayo kanca padha dolanan. Rene-rene bebarengan, rame-rame do gegojekan, kae-kae rembulane yen disawang kok nga...
    • Tips aman mudik lebaran (must read this)
      Lebaran tinggal hitungan hari. Bagi yang berencana mudik, tentunya jauh-jauh hari telah dipersiapkan. Fenomena mudik kali ini sebenarnya ham...
    • Benarkah Dia !
      ISBN : Hanya sekedar Puisi Benarkah Dia Ketika diri ini sudah lelah menanti, Angin malam menghembuskan sepi, Beberapa ucap doa telah ku ...
    • Home
    • Daftar Isi
    • Blogroll
    • About

    Menu Blog

    SITEMAP

    open all | close all

    PALING BANYAK DIBACA

    • Memori 1990 an
    • Pekerjaan Tiang Pancang
    • Soal - soal sederhana Teknik Sipil
    • Ketika Kartu ATM BTN Terblokir
    • Tukar Link
    Sikap
    Fundamental
    Ayo!
    Berjuang
    Ayo !
    Investasi
    Lukisan
    Kebahagiaan
    Go
    Bisnis
    Semangat
    Kehidupan

    January 25, 2014

    Banjir apa solusinya

    Tag Pembelajaran
    14
    comments
    Tweet It
    Share This
    Kurang lebih empunya blog sudah mengalami 2 periode banjir tahunan yakni awal Januari 2013 dan Januari 2014 ini di Jakarta. Jika tahun lalu banjir cukup besar, tahun ini lebih besar. Lokasi kerja berada dekat dengan area langganan tahunan banjir, jadi bagaimana situasi banjir, bagaimana pengungsi banjir dapat tergambarkan dengan jelas. Terutama sebagian pekerja dari perusahaan kami ada yang sebagian kerendam mes-nya.
     Foto sungai di fly over kalibata waktu banjir puncak

    Mari sobat blogger kita sebagai seorang pemimpin, solusi apa ya yang bisa diambil untuk mengatasi banjir tersebut ? Oh ya Banjir ini terjadi karena ada kiriman dari air dari puncak Bogor. Banjir juga terjadi di Manado yang sangat parah dan terakhir di Semarang juga. Pikir punya pikir empunya blog punya beberapa buah pikir yang akan ditulis disini :

    Bermula dari cuaca yang cenderung turun hujan dalam intensitas tinggi, kalau dari pengalaman jatuhnya dibulan desember, awal januari, februari (CMIIW ato data akuratnya bisa lihat dari data record badan meteorologi dan geofisika). Hujan turun dan air hujan jatuh pada suatu area, bolehlah kita sebut area itu dengan catchmen area. Catchmen area tersebut yang menerima air hujan, air diresapkan ketanah sebagian dialirkan ketitik terendah, biasanya sungai.

    Illustrasi Catcment area
    Masalahanya apa penyerapan yang dilakukan sudah maksimal ? dahulu sebelum dibangun daerah itu anggap saja rerumputan atau daerah pepohonan, namun sekarang di aspal, di secreed beton, notabene mengurangi resapan tanah, dan segala babibubebo yang dilakukan membuat misalnya dulu hujan 10, meresap ke tanah 7 yang ke sungai 3, nah sekarang menjadi hujan 10, meresap ke tanah hanya 4 dan yang 6 ke sungai, sungai over. Ya kalo hujannya di 1 desa saja, tapi kalau akumulasi dari beberapa kabupaten, over kan...!

    Lha terus apakah tidak boleh ada pembangunan ? tentu saja boleh. Namun yang perlu dipikirkan dilakukan adalah membuat suatu sistem yang dapat menggati fungsi resapan akibat pembangunan yang dilakukan tadi memasang sumur resapan, biopori.

    Illustrasi biopori
    Biopori prinsipnya sederhana, lubangi saja tanah disekitar rumah dengan diameter 10 cm kedalaman 80 cm, namun karena lubang harus hati-hati, sebaiknya atapnya ditutup dengan grill besi atau pakai kawat ayam. Yang kedua menggunakan sumur resapan, memang perlu duit sih kalau mau buat sumur resapan, akan cukup memberatkan bagi orang rumahan, namun peraturan daerah telah dibuat aturan untuk menentukan syarat pemasangan sumur resapan.

    contoh sumur resapan dari bata
    Terus yang gak kalah penting adalah sampah, sampah plastik terutama. Gak tahu gimana lagi cara ngurangin sampah ini, tapi saran saya sebaiknya pas ke indomaret, alfamart, atau Circle-K, bawa tas sendiri aja dari rumah, jangan mau dikasih plastik sama embaknya. Kembali lagi ke banjir, sampah yang ikut terbuang ke sungai membuat sungai yang luas penampangnya semula dari 15 menjadi 8 (anggap aja ya), sungai menjadi dangkal, kalau dangkal pas air membludak larinya ke rumah disekitar.
    Untuk mengembalikan ukuran penampang sungai harus dilakukan pengerukan sungai (normalisasi sungai), teorinya mah gampang, namum pas prakteknya sangat sulit, bagaimana excavator bisa mengeruk sungai jika disepanjang sungai ada rumah kan nggak bisa lewat, terus kalaupun dipaksakan excavator tetap mengeruk, limbahnya mau dibuang kemana orang disekitarnya rumah, buat jalan excavator masuk saja sudah susah.  Berarti harus ditertipkan dulu rumah disekitar bantaran sungai. Kemudian normalisasi bisa jalan. Terus bagaimana cara merelokasi orang disekitar bantaran? mari cak kita pikir bareng - Normalisasi tetap harus dilakukan.
    area bantaran penuh rumah, normalisasi jadi sangat sulit
    Bagaimana dengan sudetan, sudet dilakukan untuk memecah tampungan air dari suatu sungai, misal nih yang lagi hangat dibicarakan yaitu ciliwung mau disudet ke cisadane. Bagus sih mengurangi beban (asal tanpa ada catatan), namun bagaimana kalau ada catatan, catatan tersebut antara lain : kalau daerah di cisadane resapannya kurang, kondisi sungai mendangkal karena sampah, malah-malah akan menimbulkan banjir di area cisadane. Menurut saya normalisasi adalah cara rasional selain menambah area resapan.

    '
    Baca Juga yang ini :
    Subscribe RSS ReTweet Share on FB Add to Technorati
    By Ciput Mardianto di January 25, 2014
    Label: Pembelajaran

    14 comments:

    1. pakiesJanuary 25, 2014 at 8:51 PM

      Sepertinya perkara banjir sekarang sudah merupakan tanggung jawab kita semua Kang. Dan benar, bahwa setiap indivu perlu melakukan tindakan secar mandiri dengan membuat pori-pori di sekitar tempat tinggalnya dengan cara yang sampean jelaskan di i atas. Sepertinya saya juga pernah melihat tayangan entah dimana, ada gerakan membuat pori-pori tanah untuk resapan

      ReplyDelete
      Replies
      1. Initial CJanuary 26, 2014 at 3:33 AM

        Setuju pak

        Delete
        Replies
          Reply
      2. Reply
    2. dicintaiJanuary 26, 2014 at 1:53 PM

      wah harus dicari solusinya ya mas agar banjir yang melanda negeri tercinta ini bisa reda. :)

      ReplyDelete
      Replies
      1. Ciput MardiantoJanuary 26, 2014 at 11:55 PM

        Selain solusi juga upaya preventif

        Delete
        Replies
          Reply
      2. Reply
    3. mandorJanuary 28, 2014 at 3:32 PM

      Harus dilakukan upaya apapun itu, nantinya akan terlihat berhasil atau gagalnya. Banyak sekali komentar2 yang miring padahal program belum dijalankan, alhasil yang ada adalah wacana dan perdebatan tak berkesudahan

      ReplyDelete
      Replies
      1. Ciput MardiantoJanuary 28, 2014 at 3:41 PM

        Setuju pak, jangan hanya wacana

        Delete
        Replies
          Reply
      2. Reply
    4. farizalfaJanuary 29, 2014 at 8:04 AM

      sepertinya pekara banjir gak bakalan habis kalau lahan tanah semakin tipis oleh semen dan aspal... Semoga saja kita bersama pemerintah dapat mencari solusi terbaik kedepannya. :)

      ReplyDelete
      Replies
      1. Ciput MardiantoJanuary 29, 2014 at 6:11 PM

        Semoga mas, karena itu harapan kita semua

        Delete
        Replies
          Reply
      2. Reply
    5. AnonymousJanuary 31, 2014 at 5:03 PM

      Bingung juga sebenarnya, mungkin akan lebih bekerja jika manusianya dulu yang dirubah. :)

      ReplyDelete
      Replies
      1. Ciput MardiantoJanuary 31, 2014 at 5:42 PM

        Betul setuju, masalah habbit

        Delete
        Replies
          Reply
      2. Reply
    6. Ririn AgustinFebruary 2, 2014 at 12:16 PM

      hamdalah saya belum pernah dampak banjir (bismillah, semoga daerah kami selalu aman)

      kalau di China---kata teman saya----, membangun kota tuh ada aturannya. jadi hanya sekian persen wilayah boleh dibangun untuk pemukiman, sisanya harus dibiarkan sebagai lahan hijau, baik hutan lindung maupun pertanian (untuk peresapan). makanya pemukiman warga bukan melebar ke samping (menutupi area resapan) tapi meninggi ke atas (apartemen)

      salam

      ReplyDelete
      Replies
      1. Ciput MardiantoFebruary 2, 2014 at 2:11 PM

        Ya seharusnya memang tegas mempertahankan lahan hijau kota, tidak boleh dikutak katik dengan alasan apapun, atau upeti berapapun

        Delete
        Replies
          Reply
      2. Reply
    7. DevyFebruary 6, 2014 at 6:45 PM

      jika curah hujan yang menyebabkan terjadinya banjir,kita tidak bisa berbuat apa-apa karena semua itu kuasa dariNYA, kita hanya bisa mencegahnya dengan menerapkan kesadaran pada diri sendiri untuk tidak melanggar hal-hal kecil yang akan berakibat pada musibah banjir

      ReplyDelete
      Replies
      1. Ciput MardiantoFebruary 7, 2014 at 12:16 AM

        Sepakat, semua dimulai dari diri sendiri

        Delete
        Replies
          Reply
      2. Reply
    Add comment
    Load more...

    Older Post Newer Post Home
    Subscribe to: Post Comments (Atom)
    • home
    • + Apakah boleh mengkopi informasi yang ada diblog ini?

      Boleh, Gratis selama bermanfaat.

      + Apa boleh dibuat blogroll?

      Monggo dengan senang hati, kalau sudah diblogroll konfirmasi balik, biar ganti saya blogroll.

      + Apa tema blog ini?

      Gado-gado.

      + Apa tema blog ini?

      Gado-gado.

      + Copyright Blog ini?

      Hosting by Blogger (Google.com) dan Template by Virtuti.

      + Apa aja yang bisa dibagi?

      Tulisan, File, Mp3 dan lain-lain yang bermanfaat.

      + Bagaimana melihat arsip keseluruhan?

      Tinggal Buka halaman Archive

      click FAQ button to close this window
      faq
    • facebook
  • www.viola.id

    • Home
    • About
    • Blogroll
    • Daftar Isi

    Another Stuff

    • Audiophile
    • Blogger Stuff
    • Inspirasi
    • Kuliner
    • Menarik
    • Movies
    • Musik
    • Photography
    • Sharing
  Ciput Mardianto's Blog © 2007-Now
↑