Yang Sekarang jarang dijumpai

Standard

Alhamdulilah kita sudah memasuki tahun 2013. Semoga esok hari selalu menjadi lebih baik dari hari kemarin. Dizaman yang sudah serba informasi dan bisa dibilang era gadget ini, beberapa hal sudah sulit dijumpai lagi. Waktu kecil saya habiskan di desa di era 1990-an. Membandingkan era 1990 dan sekarang sudah pasti sangat jauh perubahannya. Beberapa hal klasik yang sekarang sulit ditemukan antara lain :

Lagu anak-anak. Saat ini hampir dikatakan jarang sekali ada lagu anak-anak. Padahal lagu anak pada saat itu berisi pesan-pesan yang baik. Sementara saat ini, anak-anak sudah terkontaminasi lagu-lagu yang seharusnya tidak dikonsumsi seusianya, lagu tema cinta.

Lagu Dandut Orisinil. waktu saya kecil, disebelah rumah saya ada tempat pengrajin genteng. Hiburan bapak-bapak yang bekerja adalah radio. Biasanya chanel yang diputar adalah Suara giri fm, radio dangdut. Masih terngiang di kepala saya lagu-lagu dangdut yang masih berkesan seperti santa hoky dengan setangkai bunga padi, manis manja group dengan RT RW nya, evie tamala dan konco-konconya, sementara musik dangdut sekarang cenderung syairnya vulgar dan kurang berkesan menurut saya. Penyanyinya lebih suka bersensasi dari pada berkreasi.

Cikar. Cikar adalah alat transportasi yang menggunakan tenaga sapi untuk penariknya terutama di daerah pedesaan. Waktu kecil biasanya saya naik cikar bareng kakek ambil pasir untuk dijual. Saat ini walaupun dipedesaan jarang sekali saya lihat cikar ini. Mungkin masih ada.

Mainan tradisional. Sekarang sulit sekali didapat mainan seperti gelagah tebu (batang bunga tebu), mobil dari bambu dan ban sendal, sontok, kekean, patel lele, nggelas benang layangan, soangan, egrang. Kalau permainan anak sekarang ps, facebook, twitter atau game online.

Kalau menurut anda, apa yang masih tertinggal?

Bijak Dalam Pengeluaran

Standard

Sebenarnya saya kurang sreg dalam menulis judul postingan diatas. Karena dalam judulnya terdapat kata “Bijak”, tentu tulisan semacam ini juga harus ditulis oleh orang yang telah “Bijak” dalam hal pengeluaran. Saya sendiri ? masih belum dan sedang berusaha ke arah sana.
Bijak dalam hal pengeluaran dapat didefinisikan berbeda-beda oleh setiap orang. Setiap orang  mememiliki kebijakannya masing-masing. Selanjutnya Bijak Dalam Pengeluaran boleh saya spesifikan lagi menjadi : Bagaimana mengatur keuangan.

Karena tiap orang memiliki caranya masing-masing, maka yang saya share disini adalah murni pemikiran empunya blog sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai masukan (brainstorming) bagi kita semua.

Mungkin kita semua tahu peribahasa : Besar pasak dari pada tiang. peribahasa lama yang mengingatkan kepada kita bahwa seharusnya pengeluaran kita harus lebih kecil dari pendapatan. Apakah pengeluaran yang lebih kecil dari pendapatan selalu dapat dikatakan bijak ?

Suatu contoh Bapak A mempunyai gaji 8 Juta perbulan, untuk kebutuhan sehari-hari selama sebulan adalah 5 Juta, sehingga Bapak A masih mempunyai 3 juta untuk ditabung. Akan tetapi suatu hari Bapak A ada urusan mendadak dimana bapak A tersebut harus membayar sesuatu sebesar 5 juta pada bulan tersebut, sehingga kalau dibuat persamaannya 8 – (5+5) = – 2 juta. Bila kita kaitkan secara dangkal terhadap peribahasa diatas, bapak A tersebut tidak bijak dalam hal pengeluaran keuangan.
Namun menurut saya yang perlu digaris bawahi adalah bukan nominal minusnya namun apakah kalau dalam keadaan minus tersebut sudah dipikirkan sebelumnya alokasi dana untuk antisipasi terhapap masalah-masalah yang sifatnya tak terduga tersebut.

Bijak keuangan adalah berfikir untuk mampu memenuhi segala kebutuhan yang dapat diprediksi maupun kebutuhan yang sifatnya tak terduga.

Jadi tiap kali ada uang lebih sudah harus difikirkan alokasi penggunaannya, tidak hanya ditabung saja. Pertanyaan lain muncul, bagaimana cara me-manage uang gaji? Jika pembaca pernah terjun di dunia pembangunan proyek, sebelum proyek dimulai sudah dilakukan estimasi terhadap biaya-biaya selama proyek berjalan hingga selesai yang dituangkan dalam masing-masing post.

Post material sampai dengan proyek selesai sekian milyard, Post upah sampai selesai sekian milyard, Post Subkon sampai selesai sekian, Post persiapan sekian, Post BUA (gaji, makan, lembur dll) sekain, laba yang dihasilkan sekian persen…. Dari penetapan tersebut dijadikan patokan untuk tidak melebihi anggaran yang sudah dicanangkan tersebut sehingga keuntungan yang didapat sesuai dengan yang direncanakan.

Contoh diatas sangat bagus diterapkan untuk pengeluaran gaji kita. Artinya diawal bulan kita sudah menetapkan masing-masing post pengeluaran baik langsung seperti biaya makan, transport, pulsa, listrik, air dan biaya tak terduga sehingga dari penetapan tersebut kita tahu sisa gaji yang akan ditabung (kalau diproyek sebagai laba)

Dalam pelaksanaanya kita harus konsisten agar biaya real yang terjadi pada masing-masing post tidak melebihi dari yang direncanakan diawal, syukur-syukur lebih kecil sehingga sisanya menjadi tambahan tabungan. Apabila dalam pelaksanaan terjadi pembengkakan dari biaya yang direncakan, maka harus dijadikan sebagai evaluasi mana-mana post lain yang bisa ditekan untuk menutupi post yang membengkak tersebut sehingga keuntungan yang inginkan masih dapat dicapai.

Kalau kita sudah punya tabungan sebaiknya apa yang harus kita lakukan ? Biar tetap ditabungan bank saja atau dideposit, atau beli mobil atau beli tanah dan bla bla dan seterusnya, kalau dari empunya blog ini memberi saran lakukan INVESTASI. Kalau ditabung di Bank saja, bunga bank masih kalah sama inflasi, artinya tiap tahun nilai uang yang kita simpan akan selalu menurun. Bagaimana supaya tidak menurun? Lakukan INVESTASI.

Investasi dapat berupa Tanah, Emas, Saham, Danareksa, Deposito dan lain-lain yang bisa dipelajari lebih lanjut dari pakar-pakar investasi. Maksudnya adalah untuk menjaga nilai uang yang kita punya dan memberi nilai tambah dari uang yang sudah ada tersebut.

Memang tidak ada habisnya kalau bicara soal duit, yang perlu digaris bawahi dan diterapkan adalah Bijak Dalam Pengeluaran, Bijak Dalam Mengatur uang, dimana semua hal yang kita lakukan nantinya kembalinya untuk diri kita sendiri,