Mood dalam menulis memang berubah-ubah. Itulah adalah salah satu seni dalam ngeblog yaitu konsisten, bukan karena tidak minat menulis, namun biasanya disebabkan karena kesibukan, tidak punya ide menulis. Kehilangan hasrat dalam menulis adalah hal yang wajar. Banyak tips yang bisa dibaca seperti tipsnya mas Anang bagaimana meningkatkan mood dalam menulis. Berikut ini ada beberapa tips, ini asli dari saya, jadi bisa diterapkan atau bisa digunakan sebagai wancana saja.. silahkan.

Pertama cintai blog kita, saya suka mengoprek tampilan blog saya, tujuannya agar enak dipandang, enak untuk dibaca, dan tidak terlalu berat saat di load oleh web broser. Secara tidak langsung kalau kita menyukai blog pasti sering kata melihatnya.

Kedua bua menulis itu sebagai hobi yang menyenangkan, banyak alasan dan motivasi menulis diblog, dari pengalaman saya, menulis itu menyenangkan saat kita menuangkan ide yang ada dipikiran, bagus juga menulis itu sebagai cara untuk melepas stress dan tekanan. Tidak ada salahnya motivasi menulis untuk beriklan dan mendapatkan traffic, namun biasanya jika tujuan tidak tercapai maka semangat untuk ngeblog menurun.

Ketiga adalah dengan membaca blog, dengan membaca blog sendiri ataupun blog orang lain lewat blog walking secara tidak langsung akan memacu ide kreatif di otak kita.

Semoga beberapa tips diatas bisa membantu tatkala kita menjenuh dengan ngeblog.

Suatu pekerjaan yang berhubungan dengan manusia lainnya cenderung lebih banyak memerlukan “seni” interaksi dari pada bekerja dengan benda-benda seperti komputer atau alat-alat lainnya. Hal itu saya alami sendiri, saat harus menyenangkan client beberapa hal yang harus dilakukan memang tidak semudah yang dipikirkan.

Saya sangat salut terhadap orang yang mempunyai profesi seperti bidang SDM, karena mereka menangani banyak orang dan tentu saja setiap orang tidak sama, memiliki keinginan masing-masing namun mereka mampu menjalankan tugasnya serta mampu berkomunikasi dengan baik.

Indahnya Bandara Hasanuddin Makassar di malam hari

Saya punya pengalaman menarik untuk “mengurusi orang penting” tentu saja hal ini sangat ribet, karena segala sesuatunya diukur dengan : Layakkah hal seperti ini saya berikan untuk mereka, Bagaimana supaya mereka nyaman, dan hal-hal yang membuat mereka satisfy. Satu hal yang menarik adalah bahwa keberadaan orang-orang besar secara langsung atau tidak langsung akan “menyusahkan” orang-orang disekelilingnya.

Contohnya saat presiden berkunjung, pejabat berkunjung, pasti banyak orang yang berjibaku mempersiapkan segala sesuatunya. Padahal orang besar adalah orang yang melayani bukan yang dilayani.