Minggu sore ini kusempatkan melihat benteng Fort Rotterdam. Memang menurut saya sudah agak kadaluarsa karena semenjak akhir agustus tahun 2011 lalu dimana saya pertama kali menginjakkan kaki di Makassar, baru kali ini saya sempatkan diri melihat benteng Fort Rotterdam. Minggu sore yang cerah, setelah sampai siang di proyek, sore harinya ku tancap sepeda motor mio ku untuk berbegas ke TKP.

Kurang lebih 20 menit perjalanan sampai disana. Matahari bersinar terang karena memang waktu menunjukkan pukul jam 5 sore. Melewati pantai Losari dan sempat bertanya kepada seorang pedagang dipinggir jalan, akhirnya kutemukan juga Benteng Fort Rotterdam, patokannya dari Losari utara, melewati rumah makan Popsa maju sedikit, dikanan jalan. Parkir sepeda di depan dengan tarik seribu perak, saya masuk kedalam mengisi daftar pengunjung dan disini ada sistem SSR *sumbangan suka rela*. List nama diatas saya rata-rata diisi 2 artinya 2 ribu perak, saya ikut juga.

Mendengar dari namanya Benteng Fort Rotterdam, bayangan saya seperti benteng-benteng perang di film Troy dan lain sebagainya. Hal itu berubah seketika pada saat saya masuk kedalam. Hemat saya Benteng Fort Rotterdam ini lebih mirip komplek sekolahan ataupun musium. Kesan sejarahnya pun sedikit tertutupi dengan gedung-gedung yang berwarna bersih. Dan memang benar, karena tempat ini baru selesai dilakukan pemugaran *baca renovasi*. Untuk mengabadikan momen kunjungan itu, langsung saja aku take dengan kamera BB 9300 ku. Berikut skrinsyutnya :

Foto Situasi [Fort Rotterdam] :

Selanjutnya aku menyisir bangunan-bangunan yang ada di Benteng Fort Rotterdam ini. Disudut pojok tengah kompleks itu, saya menemukan rumah kecil, didepannya ada beberapa orang pemuda dan didalam rumah itu saya mendapati 2 orang yang asyik berdiskusi mengenai lukisan, mereka berbicara dari sini, politik, gubernur, hingga presiden. Seorang pemuda yang menurut hemat saya lebih muda dari saya dan seorang yang lebih tua. Saya mereka asyik berbicara, saya hanya diluar melihat foto-foto yang ditempel dipintu rumah yang sedang dibuka. Di foto itu saya melihat sosok orang tua yang sedang asyik berbicara didalam. Ya Orang tua itu adalah Zaenal Beta, seorang pelopor *juga bisa dibaca penemu* lukisan dari tanah.

Kemudian tak lama, saya masuk keruang itu, saat saya mau buka sepatu, bapak tua itu dengan baik bilang kepada saya agar jangan melepas sepatu. Saat masuk, saya melihat banyak sekali karya lukisan beliau yang luar biasa. Seperti tidak percaya lukisan sebagus itu terbuat dari tanah. Its really incredible and absolutely wonderful. Saya sempatkan berbincang dengan bapak Zaenal Beta, malah beliau menunjukan cara menggambar dengan tanah liat, tak butuh lama, 2 menit sebuah lukisan rumah Tongkonan dari tanah lihat sudah selesai. Berikut adalah skrinsyut saat beliu dengan antusias menunjukan cara melukis dengan tanah :

Lukisan Tanah [Karya Zaenal Beta] :

Sementara itu waktu berlalu dan kamipun berbincang. Beliau mengatakan bahwa karya seni lukisan tanah itu bukan lagi merupakan miliknya seorang, namun sudah menjadi milik bangsa kita. Beliau menghimbau kepada pemerintah untuk mempedulikan dan mendukung para seniman, beliu juga sangat takut apabila suatu saat nanti karya milik kita entah apapun itu akan dipatenkan oleh negara lain. Sehingga keseriusan pemerintah terhadap karya anak-anak bangsa memang diperlukan. Saya sendiripun menyadari bahwa dimanapun berada para seniman selalu butuh dukungan untuk mereka terus berkaya. Beliau juga menceritakan harapannya yang sangat besar pemerintah makassar terhadap para seniman dan hasil karyanya.

Tak terasa senja hari telah tiba, mataharipun mulai tenggelam. Kumandang adzan Magrib terdengar di Masjid sebelah. Dan di speaker terdengar bahwa para pengunjung harus meninggalkan Benteng Fort Rotterdam. Satu lagi pembelajaran dalam coretan kisah perjalanan hidup ini, hendaknya kita syukuri, kita jaga apa yang kita miliki saat ini. Benteng Fort Rotterdam dengan harapan dan warna-warni yang ada didalamnya.

Salam hangat sobat blogger.  Tanggal 26-31 maret kemarin, oleh kantor, saya diikut sertakan pelatihan “Leadership Development Program for Superintendent” lokasi pelatihan tersebut berada di daerah Sentul. Saya yang saat itu lagi bertugas di Makassar, malam hari sebelumnya harus berkemas-kemas untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Setiba di Jakarta, saya menginap semalam dan pagi hari esoknya, saya dan rombongan yang saat itu kurang lebih 40 orang berangkat menuju tempat pelatihan di Sentul.

Pagi hari yang sejuk, saat kami tiba ditempat, langsung kami dikumpulkan dan instruktur kami, namanya “G”, langsung membuat berapa permainan kekompakan tujuannya adalah untuk melatih kerjasama tim. Kemudian beberapa saat kemudian 40 orang itu dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok saling berkompetisi untuk memenangkan game yang akan kami mainkan. Seperti memasukkan gelang secara bergantian, loncat sebaliknya dan menyusun huruf dengan mata tertutup. Beberapa skrinsyutnya sebagai berikut :

Ini pada waktu pijit-pijitan.
Persiapan meniup balon untuk permainan.
Permainan dimaksudkan untuk melatih kekompakan, media balon yang digunakan untuk menyatukan tim. Saling bertukar balon yang sama warna antar tim.
Skrinsyut saat mengangkat balon untuk diperebutkan.
Permainan kekompakan yang lain adalah menyusun kata dengan sedotan. Dari satu tim yang terdiri dari beberapa orang dibagi-bagi masing-masing dua orang, dimana satu orang sebagai instruktur dan yang lain matanya ditutup menggunakan kain. Instruktur bertugas memberikan komando rekannya yang matanya ditutup kain untuk memungut sedotan dan menyusun huruf.
Menyusun Huruf dengan sedotan

Dan ada beberapa permain lagi untuk menambah kekompakan tim. Menjelang siang saatnya sesi ruangan dan materi. Beberapa materi ini dimaksudkan untuk menambah wawasan pengetahuan untuk mendukung pekerjaan. Mulai dari Menejemen resiko, Methode Konstruksi, Teknik Presentasi, Pengenalan Peraturan Perusahan, Keuangan, Perpajakan hingga personalia.

Peserta Pelatihan
 Pelatihan ini berlangsung selama 5 hari, dipelatihan ini saya menemukan sesuatu yang lebih, yaitu kebersamaan dan teman-teman baru. Yang semula tidak pernah bertemu hingga akhirnya  bertemu di pelatihan ini. Banyak cerita dan sharing dari teman-teman yang berdinas dari Sabang sampai Merauke ini. Pengalaman seputar proyek, cerita-cerita menarik lainnya yang menjadi warna tersendiri.
Suasana kelas saat ada materi leadership
Ada yang serius memperhatikan materi

Well minggu kemarin banyak sekali ilmu, pengalaman dan sharing-sharing bermanfaat dari teman-teman satu pelatihan. Lain kali jika memungkinkan hasil pelatihan kemarin akan saya sharing disini terutama yang bersifat global dan setiap orang bisa mempelajari. Satu lagi pesan saya terutama untuk diri saya sendiri “Hargai Waktu”.