Belajar dari Kisah Wright Bersaudara

Standard

Dilengkapi semua bekal untuk berhasil, Samuel Pierpont Langley di awal tahun 1900 an, adalah seorang orang yang digadang -gadang untuk menjadi pilot pertama didunia.

Dikenal luas sebagia seorang Profesional yang sudah sangat senior di Institusi Smithsonian, seorang professor matematika yang juga bekerja di Universitas terbaik dunia Harvard.

Teman-teman yang mendukungnya juga orang besar kala itu, Seorang bangsawan Amerika, Andrew Carnegie dan juga Alexander Graham Bell. Langley diberi $50.000 (kalau di konversi ke saat ini sekitar $18,313,750) dari departemen pertahanan untuk mengembangkan Proyek pesawatnya.

Dia berusaha memberikan yang terbaik setiap hari. Dia memiliki merekut anggota tim terbaik dari seantero amerika. Dia menggunakan material terbaik, Pemberitaan mengenai proyeknya hampir terdengar setiap hari di Media. Publik sangat antusias dan menunggu hasil dari proyek mega besar tersebut. Dengan Dana yang melimpah, tim yang profesional dan Material terbaik yang dimiliki, kesuksesan tinggal menunggu waktu saja.

Ribuan kilometer dari tempat Langley, dua bersaudar Wilbur dan Orville Wright sedang bekerja membuat pesawat terbang impian mereka. Hasrat untuk bisa terbang menjadi keinginan mereka dengan penuh antusias dan komitmen serta dedikasi Wright bersaudara dan Timnya yang berada di Kampung mereka Dayton Ohio.

Tidak Ada pendanaan, Tidak ada garansi dari pemerintah, tidak ada koneksi dengan orang atas. Tidak satupun dari tim dari Wright bersaudara dari seorang lususan sarjana, bahan Wright bersaudara sekalipun. Tapi dengan tim kecil ini yang saling bahu membahu dibengkel sepeda dan membuat visi mereka menjadi nyata. Pada 17 Desember 1903, gorup kecil itu berhasil menerbangkan pesawat pertama kali dalam sejarah.

Belajar Leadership Dari Pak Ignasius Jonan

Standard

Beliau adalah salah satu Tokoh Indonesia yang mampu membuat perubahan, terutama di Dunia Kereta api Indonesia. Saya rasakan sendiri saat terjadi perubahan yang cukup signifikan di KRL Jabotabek.

Sistem pelayanan yang semula konvensional mulai diotomatisasi. Kenyamanan pelayanan naik secara signifikan. Mulai dari KRL yang banyak pedagang asongan, panas, situasi fasilitas stasiun yang secukupnya.. pelan-pelan dirubah menjadi Moda yang cukup tertib, nyaman dan memiliki fasilitas yang baik dan bersih.

Belajar Leadership dari pak Ignasius Jonan

Menyimak dari wawancara yang dilakukan, beberapa point pelajaran yang bisa diambil dari pak Jonan terutama dari segi Leadership beliau antara lain :

1# Merubah Mindset

Perubahan mindset ini penting. Perubahan yang dilakukan dari dari Product Oriented menjadi Customer Oriented. Sehingga perubahan dilakukan untuk memenuhi apasih kebutuhan yang diinginkan dari Customer atau Stakeholder terkait.

2# Perubahan dilakukan dari Hal yang Kecil,yang mudah Dahulu

Beliau menceritakan bahwa perubahan dilakukan melalui hal yang kecil, hal yang mudah, dan segera bisa dirasakan manfaatnya. Beliu mulai menangani perbaikan toilet di Stasiun.

Saat ditanya kenapa sekelas direktur mengurusi toilet, beliau menanyakan bahwa toilet itu adalah fasilitas yang sering digunakan… kembali lagi ke Customer oriented tadi diatas.

Yang setelah selesai dilaksanakan, pengguna bisa merasakan manfaatnya yaitu kenyamanan saat menggunakan fasilitas umum di stasiun KRL.

3# Kerja Keras

Beliau adalah orang yang percaya bahwa tidak ada yang bisa menggantikan kerja keras. Tanpa kerja kerja keras orang mungkin akan bisa sukses dengan dirinya sendiri namun belum bisa bermanfaat bagi orang banyak.

4# Ketertiban dimulai dari Diri

Bagaimana kita bisa menertibkan orang lain, mengatur orang lain, kalau kita sendiri tidak bisa tertib.

5# Solving problem

Pola berfikir untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian dimulai dari hal yang paling mudah ke berat. Kemudian mencari solusi terhadap permasalah yang dihadapi (solving problem).

Demikian tulisan singkat ini, semoga bermanfaat. Selamat pagi…