Pentingnya Visi dan Misi

Sun Tzu, jendral yang juga ahli strategi militer kaisar China, 2.500 tahun yang lalu pernah menulis tentang harapan. Tulisan Master Sun, atau Sun Tzu ini, kemudian dibukukan dengan judul “The Art of War.” 

Sun Tzu berpesan: 

Bila pasukan sudah dalam keadaan terdesak dan musuh meminta agar kita menyerah, maka kalau kita punya tiga kekuatan yakni senjata, makanan dan harapan, yang harus diserahkan pertama kali adalah senjata. Bila hanya ada dua, yakni makanan dan harapan, maka yang harus diserahkan pertama kali adalah makanan.

Intinya Sun berpesan, harapan haruslah dipertahankan sampai titik darah penghabisan. Karena harapan adalah api yang dapat memunculkan keberanian untuk tetap bertahan dan terus berjuang (persistent) mencapai kemenangan.

Berbicara Visi dan Misi

Harapan itu adalah Visi. Visi dapat dikatakan sebagai pandangan hidup tentang akhir yang kita inginkan dan kita impikan. Visi adalah acuan untuk tetap berada pada track serta perjuangan yang benar. 

Visi memberikan alasan untuk setiap hari bangun, berjuang berdarah-darah untuk membangun sesuatu yang diimpikan. Visi membuat orang mengerti nilai suatu perbuatan sehingga tidak mudah putus asa dan senantiasa membuat makna dalah hidup seseorang.

Visi yang dibuat itu harus :
1. Menarik dan Imajinatif. Maksud imajinatif adalah dapat dibayangkan atau divisualisasikan.
2. Feasible, yaitu sesuai dengan kenyataan atau realitas dan kondisi serta dapat dicapai.
3. Fleksibel, yaitu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan masa atau keadaan lingkungan.

Sedangkan Misi adalah cara atau jalan untuk mencapai cita-cita, keinginan atau tujuan yang telah ditetapkan dalam visi. Cara itu biasanya melalui langkah-langkah taktis utnuk tujuan jangkap pendek, dan langkah-langkah strategis untuk tujuan jangka panjang. Oleh karena itu, kalimat sugestif dalam misi tidak boleh menggunakan kata kiasan atau kalimat bermakna konotatif, sehingga membuat orang yang membaca memaknainya secara beragam.  Sebagai contoh misi seperti berikut :

“Mengembangkan upaya kreatif untuk tujuan arstistik sesuai dengan estetika dan filosofi budaya lokal dengan spirit global.” 

Kalimat ini terkesan ingin “cerdas” tapi sesungguhnya tidak bicara apa-apa. Bandingkan dengan :

“Mengembangkan SDM perusahaan melalui pelatihan berkala agar mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang selalu up to date untuk melayani kebutuhan konsumen”
Adanya visi dan misi membuat seseorang, organisasi, komunitas, atau lembaga mempunyai arah yang jelas terkait dengan apa yang akan dicapai melalui sebuah perencanaan yang matang. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *