Methode Pemasangan Bio Tank

Standard

Sehubungan dengan pekerjaan Pemasangan Bio Septic Tank, dimana pekerjaan ini sering sekali dijumpai untuk pembangunan pada gedung-gedung kantor maupun perumahan.

Dari pengalaman saya sendiri yang kebetulan sedang mau melaksanakan pemasangan bio tank. Schedule nya pun sangat mepet.

Berikut ini adalah rencana methode pemasangan bio septic tank. Sengaja saya share di sini, siapa tau saja dapat membantu pembaca yang kebetulan melaksanakan pekerjaan yang serupa.

Sebagai gambaran, Bio Tank yang dipasang memiliki kapasitas 5 m3, pondasi menggunakan Lean concrete tebal 10 cm. Serta dibuat dudukan di keempat sisinya. Serta dalam metode berikut dijelaskan bagaimana cara sebaiknya dalam proses penimbunan. Semoga Bermanfaat.

Cara mengetes chemical anchor

Standard

Pada postingan terdahulu telah disharing mengenai anchor dan dinabolt, bisa dibuka lagi disini. Nah pada posting blog kali ini, mari kita coba membahas bagaimana cara mengecek chemical angkur yang sudah terpasang.

Chemical anchor termasuk angkur kelas berat, dalam kegunaannya sering digunakan untuk menahan beban yang berat. Sehingga pada proses pengeboran, injeksi kimia serta waktu pengeringan harus diperhatikan dengan seksama.

Secara umum beberapa faktor yang menentukan dari kekuatan chemical anchor ini antara lain : komposisi campuran kimia itu sendiri, kemudian kekuatan beton itu sendiri. Umumnya campuran kimia tersebut apabila mengeras memiliki daya lekat yang lebih besar dari beton itu sendiri.

Sehingga yang paling kritis adalah kekuatan beton. Pada saat pemasangan chemical angkur, kedalaman pengeboran, jarak bor dari tepi beton juga menentukan. Kalau terlalu tepi dikhawatirkan akan retak. Aturan kedalaman, jarak dari tepi ini sebenernya sudah tersaji secara lengkap dari brosur produk bersangkutan.

Kalau sudah terpasang dan kemudian kita ingin tahu apakah yang terpasang tersebut sesuai dengan spesifikasi, langkah-langkah pengetesannya dapat diperlihatkan sebagai berikut:

Pertama cari tempat test (beton) yang kekuatannya sama dengan beton yang akan dipasang Chemical anchor nantinya. Kemudian pasang besi ankur sesuai dengan kedalaman yang ditentukan serta takaran chemical yang diperlukan

Langkah kedua adalah dengan memasukkan besi drat silinder, fungsinya adalah untuk memegang alat compressor tarik. Pastikan waktu pengeringan sudah sesuai dengan yang disyaratkan.

Memasang alat kompressor untuk mendapatkan gaya tarik, install pada besi angkur yang telah dipasang, setting sesuai dengan pasangan yang pas. Kemudian  mulai dilakukan tarikan secara perlahan-lahan.

Saat kompressor udah menarik, pembacaan dial gauge terus diamati, untuk anchor yang bagus biasanya angka dari hasil pengetesan masing tinggi dibanding dengan rencana.  Kalau sudah sesuai dengan rencana ternyata masih masih kuat, diberi seper tekanan kemudian dihentikan. Dan apabila demikian chemical anchor berarti dapat berfungsi dengan baik.

Test hanya dilakukan sebagai sampel, untuk pemasangan yang sesungguhnya ada bagian-bagian yang tidak ditest, sehingga agar hasil yang didapat juga baik, maka proses pengerjaan yang benar selama pemasangan perlu sekali diperhatikan.

Tower Crane

Standard

Untuk pembangunan gedung yang tinggi, Tower Crane sangat diperlukan sebagai alat angkut material dan peralatan. Dapat dikatakan pada proses konstruksi Tower Crane atau TC ini memiliki peranan yang sangat vital. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat mau mendirikan Tower Crane antara lain :

1. Desain Pondasi TC.
Karena TC ini merupakan alat yang berat, perlu tingkat keamanan yang tinggi, maka sebaiknya saat mendesain pondasi TC, harus mengacu pada desain yang ada di manual book TC bersangkutan. Lebih baik apa bila desain yang dibuat faktor keamanannya dilebihkan dari manual book yang bersangkutan.

2. Perletakan Posisi TC
Perletakan posisi TC ini adalah hal terpenting. Perletakan harus memperhitungkan Jangkauan area TC setelah terpasang, zona-zona penting harus dapat dilayani. Posisi TC sebaiknya tidak terlalu jauh dari TC supaya bracingnya juga tidak panjang. Posisi TC harus memperhitungkan cara pembongkaran TC jika bangunan sudah jadi, posisi ditentukan agar tidak mengalami kesulitan selama penuruan TC.

3. Metode pemasangan (erection) Tower Crane
Pekerjaan Ereksi TC ini merupakan pekerjaan yang memerlukan tingkat keamanan tinggi, selain itu metode ereksi TC yang benar dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mendirikan TC :

Menentukan titik lokasi Tower Crane. Seperti gambar dibawah bahwa area yang penting harus dapat dijangkau.
  
Desain pondasi Tower Crane harus mengacu pada Manual book alat. Tidak boleh kurang dari ketentuan yang diperlukan. Gambar dibawah ini adalah contoh pondasi TC yang diperkuat dengan bore pile.

Menyiapkan area yang akan dibangun pondasi, baik untuk galian dan bekisting pondasi Tower Crane.

 Intall Fixing angle dan segment terbawah saat persiapan cor pondasi Tower Crane.
Persiapan untuk proses pengecoran, pastikan bahwa posisi, jumlah penulangan sudah sesuai dengan desain.
Proses pengecoran, memastikan bahwa beton benar-benar rata dengan memakai vibrator.
Beton yang sudah dicor dilakukan proses curing.
Pasang Pivot dan tower head, Pasang counter jib yang sudah terangkai dan hoist winch.
Rangkai Jib sesuai panjang kebutuhan, Pasang Pin-pin dan kecangkan.
Setelah segment awal selesai dipasang, segment selanjutnya dipasang secara bertahap.
Terakhir supaya Tower Crane dapat bekerja seimbang, pastikan counter weigh sesuai dengan yang diperlukan..

Demikianlah metode secara singkat tentang proses erection TC. Semoga apa yang ditulis ini dapat berguna bagi kita semua. Kalau ada penilaian atau masukan, saran silahkan komen dibawah.

Dinding panel precast

Standard

Dinding panel precast saat ini sudah jamak dipakai untuk gedung-gedung modern (baca juga postingan tentang pekerjaan beton precast disini). Dalam perkembangannya dinding precast ini seakan menggantikan dinding batu-bata sebagai penutup kulit luar gedung. Lalu apa keunggulan penggunaan dinding precast ini dibanding dengan dinding konvensional dengan batu bata ringan ? Lalu apa pula kekurangan menggunakan sistem dinding precast ini ?

Penggunaan dinding precast panel
Mari bersama kita bahas apa keunggulan dan kekurangannya tentunya dalam beberapa hal. Yang pertama dimulai dari faktor waktu pengerjaan, Waktu pengerjaan dalam hal ini meliputi waktu produksi, waktu pemasangan, dan waktu finishing. Karena sifatnya precast, volume produksi bisa ditingkatkan diawal (precast biasanya typical dan jumlahnya banyak) artinya dengan sedikit cetakan biasa digunakan untuk banyak produksi. Waktu pemasangan dilapangan juga lebih cepat. 
Faktor kedua adalah Mutu, mutu penggunaan Dinding precast lebih rapi dibanding dinding biasa yang harus diplester apalagi kalau plesteran dikerjakan pada area ketinggian tentu tidak mudah dan hasilnya maksimal. 
Hasil akhir lebih rapi
Dari segi biaya kekurangan menggunakan dinding precast ini adalah biaya yang lebih mahal dibanding penggunaan batu-bata konvensional. Anggap secara kasar saja biaya precast panel saat ini kurang lebih antara 320.000 – 420.000 permeter persegi sementara untuk dinding konvensional 175.000-200.000 permeter perseginya. 
Bagaimana proses produksinya? 
Berdasarkan pengalaman dilapangan, proses pembuatan dinding precast panel secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut : Hal pertama yang perlu dipersiapakan adalah membuat molding atau cetakan. Ukuran cetakan ini sesuai desain yang direncanakan. 
Persiapan molding atau cetakan
Langkah selanjutnya adalah memasang tulangan rebar, rebar yang umum digunakan adalah untuk panel dinding ini adalah wiremesh, ukuran wiremesh tergantung hitungan beban desain yang digunakan. Setelah rebar terpasang, pada bagian tertentu yang nanti akan digunakan sebagai pengait ke struktur dipasang bracket embedded. Setelah selesai kemudian dicor perlayer. 
Persiapan pasang rebar wiremesh

Molding atau dicetakan saat pengecoran diberi fibrasi atau getaran tujuannya supaya beton dapat tercor dengan sempurna. Bagaimana mutu material betonnya? mutu untuk dinding precast tergantung spesifikasi yang disyaratkan, pengalaman diproyek saya menggunakan f’c 25 Mpa.

Proses pengecoran

Metode Pelaksanaannya?
Pada struktur bangunan dipasangan system embedded, biasanya menggunakan plat yang didynabolt ke struktur. Precast kemudian diereksi ketempat pemasangan menggunakan bantuan TC atau alat angkat yang lain ke arah pemasangan. Didaerah pemasangan tersebut sudah diinstall chainblock (rantai angkat). Dari gantungan TC tadi dipindahkan ke chainblock. Saat seling TC dilepas, sekarang yang chainblock yang bekerja.

Dari chainblock tadi diatur pelan-pelan dengan cara dikerek dengan tangan sampai dengan posisi yang diinginkan. Sesudah posisi benar, embedded yang ada di precast dan di struktur dilas agar saling mengikat selanjutnya Chainblock dilepas dan siap ereksi untuk dinding panel yang lain. Kalau sobat punya pengalaman tentang precast mangga sharing di mari….

Metode Membuat Lapisan Permukaan Lapangan

Standard

Membuat lapangan yang saya maksudkan disini adalah membuat lapisan atas lapangan. Untuk lapangan yang terbuat dari beton, baik lapangan volly, lapangan basket, lapangan tenis ataupun lapangan yang lainnya. Jika lapangan beton sudah jadi tentu saja tidak langsung dicat dan dipakai, tentunya kita tidak mau setiap main basket kita beli sepatu lagi karena “trepes” akibat dari permukaan lapangan yang masih kasar. Standartya harus ada lapisan diatasnya, biasanya lapisan yang sering digunakan adalah flintkote, material nya bisa berbeda-beda (ada casali, dan lain-lain).

Jadi pada lapisan beton lapangan yang sudah jadi, di marking terlebih dahulu untuk batas lapisan flintkote, setelah itu dilapisilah diatasnya dengan lapisan flinkote. Kalau saya menyebutnya Flintkote ultra mastic. Lapisan ini terdiri bebarapa layer. Layer yang pertama adalah primer flintkote, sepenglihatan saya warnanya hitam, karena murni flinkote doang tak ada campuran yang lain.

Lapisan primer tadi hanya flintkote saja. Barulah dikasih lapisan lagi, lapisan kedua. Materialnya sudah beda, yaitu percampuran antara flinkote, pasir dan semen. Perbandingannya Pasir : Flintkote : Semen adalah 4 : 2 : 1, kira-kira demikianlah. Ini adalah lapisan akhir sebelum dicat, sebelum dicat harus dipastikan bersih semua. Baru kemudian dicat sebagai finishingnya. Cat itu sedikit dicampur pasir. Ini gambar yang sudah jadi lapisan keduanya. Saya mengambil gambarnya saat saya jalan ke tempat orang yang sedang mengerjakan lapisan lapangan :
Kalau pembaca ingin tahu lebih detail lagi Mengenai metode pelaksaan pembuat lapisan lapangan, sampeyan bisa membaca method statement pembuatannya, namun masih ori dalam bahasa Inggris dan agak “njelimet” sedikit, langkah-langkahnya seperti berikut ini:

Method Statement [Membuat Lapisan lapangan] :
STEP OF WORK SPORT COURTS
Sport Courts Floor Layering
A. Material
There are 2 main layer on this process, first for base and second for top coat playing surface. For base are used Flintkote ultra mastic system and for surface are used sports coat surface by casali.
1.Flintkote ultra mastic layer, Flintkote ultra mastic is composed of the following material :
a). Flintkote ultra used Shell Flintkote ultra, (see attachement)
b). Sand – normal construction sand that should be clean, dry, sharp, and free from flaky or weak particles.
c). Hardstone chipping – normal granite chippings graded from 3 mm to 6 mm.
d). Portland Composite Cement (PCC)

2.Top Coat Playing Surface, the material are :
a). Softbase W.S, synthetic resin – based binder for filling bituminous beds concentrated
b). Supersoft W.S, styrol-acrylic resin based binder for sports flooring on asphalt beds concentrated
c). Pitlinea, line marking pain for sport fields in acrylic resin.

B.Layering the base coat of playing surface
1.Prepare of base (concrete)
-Remove all dirt, dust and loose material, grease, oil and other foreign matter. Grease and oil should be removed with either detergents. The surface should be well washed with water.
-Primed concrete with flintkote ultra at coverage of about 0.30 ltr/m2 and allow to dry. This will act as a bond coat. The Flintkote Ultra Mastic should be laid while the bond coat is still tacky.

2.Laying of Flintkote Ultra Mastic
-Mix for Mastic layer, 1 volume Portland composite cement : 2 volume flintkote ultra : 4 volume sand.
-Tip the mix onto the prepared area then using either a wood float or a rake, spread the mix between the screed strips on to the still wet bond coat to a level slightly than the screed strips. Consolidate the mix by taping with a heavy board.
-Strike off to the correct thickness of +6 mm. This may be carried out by using a straight edge laid across the screed strips and then working it backward and forward is an saw like motion.
-Close and smooth the surface with a wooden float that is clean and wet. A finer finish may be obtained by steel trowel the surface after using the wooden float and use before the mastic achieves it’s initial set. Do not trowel excessively or too soon after laying. This would result in the fines being brought up the surface, accusing cracking of blistering.

3.Curing
-Curing of the Flintkote Ultra Mastic should be retarded if atmosphere is hot and dry. Lay sheets of polyethylene film over the Mastic after troweling. Allow the polyethylene to remain for at least 12 hours. The setting time of Flintkote Ultra is approximately 1 – 6 hours depending on prevailing condition. Curing of Flintkote Ultra Mastic is approximately 24 – 36 hours.

4.Rolling
-The Flintkote Ultra should be rolled to assist consolidation. Rolling should be undertaken before Mastic is cured.

C. Layering the top coat of playing surface
-First coating
•Mixing SOFTBASE W.S. with clean water.
•Apply 1 layer of mixed product as a primer
-Next coating
•Mixing SUPERSOFT W.S. with quartz sand grade 0,1 – 0,3 mm and clean water.
The composition of the material (Quartz sand : SUPERSOFT W.S.) :
a. Second coating = 50 : 50
b. Third coating = 50 : 50
c. Fourth coating = 40 : 60
Apply mixed product with thickness is approximately 0,5 mm of each layer using rubber squeegee till level.

D. Sport Courts Floor Lining
Add line Floor Lining with Pitlinea
– Cleaning and tidy up surface from dirt and dust.
– Marking sport court lines on the court surface.
– Realization of the sport court lines with PITLINEA : a particularly resistant styrene-acrylic resin product with high hiding power pigmentation.
– Mixing paint material with water.
– Start painting on court surface using brush for first coat. Let it dry approximately on 1 hour.
– After dry continue painting next coat till finish. Interval between coating is approximately 3 hours.

Methode pekerjaan penggalian dan timbunan

Standard

Kali ini saya ingi berbagi kepada para pembaca blog ini tentang pekerjaan penggalian yang beberapa waktu lalu saya lakukan. Ada sebuah box buangan untuk menampung air kotor dari rumah-rumah. Box itu memiliki berat kurang lebih 25 ton. Memiliki tinggi hampir 3 meter, bisa anda bayangkan sendiri betapa besarnya box itu. Galian untuk meletakkan box ini pun sangat besar dan dalam pula. Apalagi lokasi penempatan box ini berada pada tanah gambut. Tanahnya hitam kalau digali akan dijumpai akar-akaran bakau tercampur didalam tanah. Tanah yang jelek. Kalau orang bule di proyek saya ini menyebutnya dengan Black Soil. Jelasnya seperti gambar berikut :

Methode penggalian yang kami lakukan pada saat itu adalah sebagai berikut ini langkah-langkahnya :

1. Menentukan titik-titik dimana box itu akan diletakkan kemudian buat batasan diatasnya.
2. Dilakukan dua batasan kotak, yang pertama untuk batasan atas dan yang kedua untuk batasan bawah.
-Batas atas
Gali sesuai dengan batasan atas yang telah marking. Hal ini dilakukan agar galian tidak melebar kemana-mana dan sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Bottom
-Batas bawah
Batas bawah adalah batas penggalian untuk bagian bawah galian. Batas atas ada dielevasi permukaan tanah dan batas bawah ada dielevasi dasar galian. Keduanya ada jarak sehingga terjadi slope. Slope dibuat 45 derajad. Seperti denah galian dibawah.

3. Mengarahkan excavator ke tempat yang strategis dan aman untuk melakukan penggalian. Kalau tanah masih lembek, berikan perkeras terlebih dahulu agar excavator
4. Buat jalan akses untuk excavator agar bisa bekerja.
5. Gali tanah existing dengan level yang telah ditentukan. Kedalaman maksimum sesuai dengan yang diperlukan adalah -3.0m dan dimana tanah jelek diperkirakan ada pada level -1.6 m. Kemiringan dibuat selandai mungkin.
6. Install kayu mangrove sampai kedalaman (± 3000 mm) dengan kepala bucket excavator. Hal ini dilakukan untuk memperkuat tanah agar tidak terjadi longsor. Terutama pada tanah yang jelek.

7. Menginstall pompa air temporary. Untuk mengeluarkan air dari galian.
8. Jalankan pompa air pada saat mulai mengerjakan bantalan / dudukan box.
9. Pasang batu berdiameter ø 10 – 30 cm pada bawah galian.
10. Setelah diberi batu beri pasir dan install kayu mangrove ditempat yang sama.
11. Kayu mangrove pada langkah 10 agak ditonjolkan sehingga pada saat bantalan dicor, mangrove dan bantalan beton menyatu, sehingga prinsipnya mirip pada pile cap.


12. Siapkan box yang akan diturunkan ke bantalan.
13. Berikan Bituminous Coating pada box yang akan diletakkan digalian.
14. Install box diatas bantalan, survey posisi, setelah OK baru diletakkan.
15. Urug kembali dengan bagian galian yang masih berlubang disekitar box. Padatkan per layer setiap 30 cm.
16. Pembersihan lokasi.

Pelaksanaan dilapangan :
Antara teori dan pelaksanaan dilapangan tentu saja berbeda. Banyak kendala yang dialami dilapangan sehingga methode yang telah dibuat sedikit mengalami modifikasi seperti terlihat pada foto berikut ini :


Dari foto diatas tidak terlihat adanya slope, sehingga pasang dua kali kayu mangrove depan dan belakang kemudian dikasih bracing antara keduanya.

Proses Lifting : Pada bagian lantai box dikasih hook diameter 13 mm empat buah. Ini terlalu berbahaya karena bebannya sekitar 25 ton. Dahulu dipasang 13mm karena yang diangkat hanya bagian lantai box saja kemudian dindingnya cor ditempat. Namun karena kami mendapatkan alat angkut yang mampu sampai 40 ton, maka box dicor semua diatas, baru diangkat.


Untuk itu hook yang telah ada kami beri dua lagi pada tiap-tiap hook. Jadi ada 3 besi diameter 13 mm, dimana besi tambahan tadi dibor, kedalam plat lantai, kemudian diberi chemical untuk memperkuat. Agar 3 besi tersebut bersatu maka dilas diujungnya.

Perhitungan Anchor dan Dynabolt

Standard

Untuk keperluan sambungan praktis antara 2 struktur banyak sekali menggunakan anchor atau dynabolt. Pada prinsipnya anchor dan dynabolt itu mempunyai fungsi yang sama dan dynabolt itu termasuk kategori anchor, untuk selanjutnya saya akan menyebutnya dengan Anchor saja. Fungsinya sebagai alat koneksi dua bagian, namun sistem atau cara kerjanya bisa berbeda-beda antara satu yang lainnya karena memang type anchor itu banyak sekali. Saya akan mencoba memberikan contoh sesuai dengan yang pernah saya temui.

Sambungan dengan Dynabolt pada canopy
Dynabolt tangga ke dinding

Pertama Chemical Anchor.
Chemical anchor adalah anchor yang menggunakan campuran zat kimia untuk keperluan baik untuk penambah kekuatan, agar tahan kondisi seperti air atau air laut dan lain-lain. Mekanisme anchor kimia ini bisa berbeda-beda. Umumnya terdiri dari dua komponen, dimana komponen utama adalah steel anchornya dan yang kedua bahan kimia sebagai pengikatnya.

Anchor banyak dipasang pada beton, walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk dipasang di batu-bata atau di dinding. Jadi kekuatan beton juga sangat mempengaruhi terhadap kekuatan atau kapasitas dari sistem anchor yang dipasang. Metodenya ada yang pertama dibor dulu betonnya, lubangnya dibersihkan kemudian di injeksi zat kimianya kemudian baru dimasukkan steel anchornya. Ada juga yang zat kimia yang di injeksikan berupa capsul.

Kedua
Anchor tanpa tambahan kimia.
Anchor ini secara umum tidak menggunakan bahan kimia, untuk kekuatan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kekuatan media tanam (baik beton atau batu-bata) serta kekuatan spesifikasi besi anchor itu sendiri (berupa titik leleh dari material anchor). Model dan sistem kerjanya berbeda-beda biasanya tergantung pada material yang digunakan untuk menanam.

Sistem kerja yang paling umum yang sering kita jumpai adalah sistem kembang. Dimana dalam prosesnya beton tempat media tanam dibor terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan (jika anda membeli anchor anda akan mendapat katalog mulai dari kekuatan, ukuran yang diperlukan, panjang besi Angkur, panjang dan besar lubang bor yang diperlukan dan persyaratan-persyaratan yang lain-lain), bersihakan lobang yang dibor dan masukkan anchor, anchor yang dimasukkan ke dalam lubang akan semakin kuat jika ditarik karena menggunakan sistem kembang didalamnya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat contoh mekanisme kerjanya seperti gambar dibawah ini :

Anchor sebelum ditarik

Anchor setelah ditarik ekornya mengembang

Dan yang ketiga adalah anchor klasik.
Yaitu anchor yang ditanam terlebih dahulu. Anchor dipasang terlebih dahulu kedalam berbarengang dengan pengecoran struktur. Bedanya adalah tidak perlu dilakukan pengeboran disini sebab anchor dimasukkan kedalam struktur saat pengecoran struktur dilakukan. Beberapa anchor jenis ini yang tersedia dipasaran .
Gamabr dan spesifikasi anchor garuda steel.

Perhitungan anchor.
Secara garis besar anchor dibedakan menjadi dua yaitu angkur yang dipasang belakangan dan angkur yang dipasang bebarengan dengan pengecoran struktur. Saat membeli anchor anda akan mendapatkan spesifikasi material Angkor tersebut, banyak merek seperti hilty, ramset, fischer merekan mempunyai tipe, model, perhitungan dan spesifikasi penggunaan dynabolt yang berbeda-beda. Sebaiknya kita gunakan buku manual bawaan masing-masing produk. Namun apabila kita ingin menghitung kekuatan dengan cara praktis salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan pendekatan ACI 318 appendix 5 tentang anchor. Untuk memudahkan perhitungan praktis anchor, ada program dengan exel untuk membantu perhitungan tersebut. Anda bisa mendownloadnya disini.

Baca juga cara mengetes chemical anchor yang sudah terpasangan disini.

Pekerjaan Beton Precast

Standard

Pekerjaan Beton pracetak atau biasa disebut juga Precast. Jika saya dulu pernah berbagi cerita mengenai pekerjaan tiang pancang, kali ini saya ingin sharing dengan pembaca cipstuff.com mengenai pekerjaan precast atau lebih dikenal dengan sistem pracetak.

Tangga dengan sistem pracetak

Prinsip dari sistem pracetak ini adalah dicetak atau dicor terlebih dahulu sebelum di install. Seperti halnya sebuah sistem kerja, tentu saja ada nilai plus dan minusnya.

Anak tangga yang dibuat dengan pracetak

Berbicara tentang sistem precast maka hal pertama untuk dijadikan pertimbangan memakai sistem ini adalah bentuk yang tipikal dan jumlah yang banyak. Ingat bentuk yang tipikal dan jumlah yang banyak. Contoh pekerjaan yang sering dibuat menggunakan sistem precast antara lain, saluran air, balok, anak tangga dan pekerjaan – pekerjaan yang sifatnya berulang dan banyak.

Tempat pengecoran beton pracetak

Keuntungan menggunakan sistem pracetak antara lain waktu yang lebih efisien, memang sangat efisien jika jenis pekerjaannya tipikal. Sementara pekerjaan precast disiapkan kita bisa bekerja untuk bagian yang lain. Selain memiliki kelebihan sistem ini juga memiliki kekurangan, yang saya fahami antara lain system precast memerlukan analisa yang lebih rumit dibanding dengan cetak langsung ditempat. Kita harus memperhitungkan sistem sambungan, pertemuan tulangan apakah sudah memenuhi panjang penyaluran atau belum serta saat perencanaan sudah harus memikirkan lokasi pembuatan sistem pengangkutan dan sistem istallasi.

Tutup saluran yang dibuat dengan sistem pracetak

Segini saja yang dapat saya bagi kali ini. Semoga ini tulisan ini dapat menambah sedikit pengetahuan anda di dunia kostruksi. Maju selalu konstruksi Indonesia.

Soal – soal sederhana Teknik Sipil

Standard

Begini sobat, saat membuka – buka laptop saya menemukan file yang isi pertanyaan – pertanyaan sederhana seputar konstruksi. Anggap saja sebagai hiburan yang dapat merefresh pikiran kita semua tentang dunia konstruksi. Atau juga bisa dianggap sebagai tebak berhadiah, cerdas cermat juga bisa.

A. Balok dan Kolom Beton

1. Sebuah Bangunan 2 lantai menggunakan 12 kolom tiap lantainya dibuat kolom beton bertulang ukuran 15 x 15 cm, tinggi 3 M. Tiap 1 M³ beton bertulang membutuhkan tulangan 137,5 Kg. Hitunglah kebutuhan tulangan untuk kolom seluruhnya !
A. 111,375 Kg
B. 139,218 Kg
C. 167,062 Kg
D. 194,906 Kg
E. 222,750 Kg

2. Pasir untuk beton diantaranya harus seperti pernyataan dibawah ini kecuali :
A. Berbutir tajam dan keras.
B. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 %.
C. Tidak mengandung bahan-bahan organic.
D. Besar butiran seragam/sama.
E. Tidak mengandung garam.

3. Yang dimaksud dengan nilai f a s pada adukan beton segar ialah :
A. Perbandingan berat air adonan dengan berat semen.
B. Perbandingan berat air dengan berat semen dan agregat.
C. Faktor perbandingan isi air adonan dengan berat semen.
D. Faktor perbandingan volume air dengan volume semen.
E. Hasil slump test.

4. Langkah yang benar dalam pengerjaan plat beton bertulang Lantai II ádalah…
A. Memotong/membengkok tulangan – merangkai tulangan – membuat perancah /acuan – pengecoran beton – pemadatan beton.
B. Memotong/membengkok tulangan – merangkai tulangan – pengecoran beton – pemadatan beton – membuat perancah /acuan.
C. Memotong/membengkok tulangan – membuat perancah /acuan – merangkai tulangan – pengecoran beton – pemadatan beton.
D. Membuat perancah/acuan – merangkai tulangan – memotong / membengkok tulangan – pengecoran beton – pemadatan beton.
E. Membuat perancah /acuan – pengecoran beton – pemadatan beton -memotong/membengkok tulangan – merangkai tulangan.

5. Beton dengan campuran perbandingan 1 PC : 2 pasir : 3 kricak digunakan untuk beton struktur, kecuali …
A. Balok sloof
B. Kolom beton
C. Beton rabat
D. Ring balok.
E. Balok induk.

B. Pemasangan lantai / Dinding Precast

1. Di bawah ini adalah beberapa keuntungan penggunaan precast ( beton pracetak ), kecuali :
A. Waktu pelaksanaan lebih singkat
B. Pengendalian mutu teknis dapat tercapai
C. Biaya lebih murah
D. Tidak dipengaruhi oleh cuaca
E. Struktur bangunan lebih kuat

2. Kendala yang ditemukan dalam pemakaian beton pracetak, adalah :
A. Membutuhkan Investasi awal yang lebih besar
B. Memerlukan area fabrikasi yang sangat luas
C. Membutuhkan lebih banyak tenaga kerja
D. Harus dekat dengan lokasi pemasangan
E. Ketersediaan alat transportasi

3. Keuntungan penggunaan precsat lantai half slab adalah :
A. Mengurangi volume beton
B. Tidak memerlukan penulangan atas
C. Dapat dimanfaatkan sebagai working plat form
D. Tidak membutuhkan support saat pengecoran toping slab
E. Dapat digunakan sebagai temporary stock material

4. Dalam pemasangan precast dinding, hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
A. Proteksi disekitar pemasangan
B. Kemampuan alat angkat
C. Cara penempatan stock di lokasi
D. Sistem koneksi dengan lantai struktur
E. Semua benar

5. Beberapa jenis-jenis precast lantai, kecuali :
A. Precast half slab
B. Hollow slab
C. Full slab
D. Spandek
E. Spanbetondek

C. Dewatering :

1. Faktor-faktor yg menjadi penentu dalam pemilihan Dewatering adalah :
A. Sifat tanah
B. Air tanah
C. Ukuran dan dalam galian
D. Pumping test
E. Kedalaman dan tipe pondasi

2. Dampak yang sering ditimbulkan akibat pelaksanaan Dewatering adalah :
A. Muka air disekeliling pekerjaan turun
B. Tekanan tanah bertambah
C. Longsoran tanah bertambah
D. Pembuatan lereng galian menjadi landai
E. Pemakaian pompa lebih banyak

3. Penentuan jumlah titik Dewatering dalam suatu lokasi proyek, ditentukan oleh :
A. Biaya yang disediakan
B. Hasil pumping test
C. Ketersedian pompa
D. Spesifikasi struktur
E. Tipe Pondasi

4. Lubang sumur Dewatering sudah dapat ditutup, apabila :
A. Pekerjaan Basement sudah selesai
B. Pekerjaan Galian sudah selesai
C. Sudah tidak terjadi setlement
D. Atas instruksi Konsultan
E. Proyek sudah diserahterimakan

5. Pekerjaan Dewatering dilakukan dalam pelaksanaan proyek, karena :
A. Tercantum dalam BoQ
B. Dalam bangunan ada Basement
C. Karena ada pekerjaan galian
D. Karena muka air tanah tinggi
E. Karena di lokasi proyek sering banjir

D. Bekisting

1. Gelagar acuan (scaft folding) dan tiang acuan (shoring) adalah :
A. Konstruksi yang mendukung beton.
B. Konstruksi sementara yang di dalamnya/di atasnya dapat disetel baja tulangan.
C. Sebagai wadah dari adonan beton yang di corkan .
D. Konstruksi sementara untuk mendukung cetakan beton.
E. Konstruksi yang dapat menahan berta baja tulangan.

2. Di bawah ini merupakan sebagian syarat-syarat bekisting yang harus dipenuhi, kecuali :
A. Terbuat dari papan kayu kelas I dan mempunyai bentuk yang rumit.
B. Menghasilkan konstruksi akhir yang bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan gambar rencana dan uraian pekerjaan.
C. Kokoh, cukup rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan.
D. Diberi ikatan secukupnya, sehingga terjamin kedudukan dan bentuknya tetap.
E. Terbuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah meresap air

3. Suatu tiang perancah berbentuk persegí panjang dari kayu Kelas III ( tk = 13 Kg/cm²), beban P = 1.020 Kg. Berapa ukuran penampang minimal tiang perancah tersebut ?
A. 8 cm x 8 cm.
B. 9 cm x 9 cm.
C. 10 cm x 10 cm.
D. 11 cm x 11 cm.
E. 12 cm x 12 cm.

4. Jika tidak ditentukan lain, cetakan bagian samping dari balok, kolom dan dinding boleh dibongkar setelah :
A. Satu hari.
B. Tiga hari.
C. Lima hari.
D. Tujuh hari.
E. Empat belas hari

5. Yang paling menentukan kekuatan beskisting vertikal ( dinding ) saat pelaksanaan pengecoran, adalah :
A. Jumlah dan Jarak Support
B. Jarak Waller
C. Jarak dan Jumlah Tie Road
D. Jumlah Balok Girder
E. Tebal Plywood

Soal Essay :
1. Dalam perencanaan dan pembuatan bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi.
Sebutkan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan dan pembuatan bekisting sehingga memenuhi aspek di atas!
2. Sebutkanlah maksud dan tujuan pekerjaan Dewatering!

Lihat kunci jawabannya dibawah ini : Continue reading

Topping Off

Standard

Yesterday, thursday, october 29, 2009, Library building project of Universitas Indonesia by PT. Waskita Karya completed structure work. Usually, after structure work have finished, there is a ceremony that called Topping Off. Topping off intended to commemorate effort from worker. In another side, topping off is real barometer to measure, how far the proggress of the project done.

This moment will be present by head of university of Universitas Indonesia and Directur of PT. Waskita Karya, Mr. Cholik. From a little while ago, sub contractors sended flowers to give congratulation to result that we have get.

head of university of Universitas Indonesia

My friend said topping of is a ceremony held when the last beam is placed at the top of a building. The term my also refer to the overall completion of the building’s structure. I think this definition more right than my statement above.

Whatever about definition.