Kontemplasi I

Standard
Aku hanya ingin berkontemplasi, di saat aku masih bisa merasakan hangat cahaya matahari di setiap pagi ku, cahaya itu seperti menembus tiap sisi kulitku, memberi aroma hangat dalam setiap aliran darahku. Hanya mengingatkan diriku bahwasanya roh ku masih menyatu dalam tubuhku.

aku berharap dan memohon selalu di perjalananku. Bahwa aku sadar terkadang mulut ini terlalu tajam untuk lukai orang lain, luka yang seharusnya tidak pernah tersayat tajam jika aku bisa menjaga mulut ini.

Jika dalam panggung sandiwara kehidupan ini aku menjalankan sebuah peran, aku telah mencoba memerankan dengan sepenuh jiwa, yaitu seseorang yang berjalan lurus di JalanNya, walaupun ku tahu bahwa bumi ini memiliki hamparan luas samudra hingga langit ke tujuh yang membelokkan jalanku. Layaknya jalan kebahagian yang semu, jalan yang seharusnya tidak kulewati.

Air itu terus mengalir dari sungai kecil yang melewati lembah tua itu, entah berapa lama menjadi saksi akan kekuatanNya, terlihat diselahnya ada rumput yang bergoyang karena tersentuh ringan oleh angin laut yang berhembus, waktu itu sore hari sehingga mataharipun pergi dan berganti bulan yang menemani.

Hidup ini layaknya sebuah alur cerita dalam suatu drama, kita sendiri sebagai tokoh utama. Tergantung peran seperti apa yang kita mainkan atau Peran yang IA berikan kepada kita. Kita harus senantiasa bersyukur.

Refleksi

Standard
sedikit cerminan tentang perjalananku. Kisah hidup yang telah aku lewati memberi pelajaran, seperti mengaca dalam pada air danau yang tenang kemudian ada setetes air yang memercik kedalamnya, memecah membentuk gelombang, menyebar kesetiap kelilingnya dan akhirnya menghilang.

Kebahagian dan kesedihan yang terjadi di perjalananku seperti mencari sisi dari sebuah lingkaran,benarkah lingkaran itu memiliki sisi yang jumlahnya banyak tak terhingga ataukah lingkaran itu hanya mempunyai satu sisi.

Saat di perjalannku juga kutemui,terkadang diri ini lepas kendali, menganggap kita ini adalah yang istimewa, yang menjadi tokoh utama dalam cerita kehidupan ini, padahal seharusnya kita sadar bahwa kita hanyalah titik kecil yang tak terlihat di alam semesta ini.