Tekanan

Standard

Tolok Ukur Kedewasaan

Pernahkah anda mendapat pressure yang berat dari pekerjaan anda ? Belum pernah. Bersyukurlah bagi yang belum pernah. Namun pada hakikatnya tekanan yang terjadi pada diri kita itu merupakan suatu sarana pendewasaan pada diri yaitu tentang bagaimana cara kita menyingkapi suatu tekanan atau permasalahan serta bagaimana cara kita mengatasi suatu permasalahan.

Cara kita menyingkapi suatu masalah merupakan tolok ukur untuk mengetahui seberapa dewasanya kita. Saya pikir memang demikian dan saya yakin bahwa para pembaca juga sepakat mengenai hal tersebut. Ada kalanya saat ada pressure pekerjaan kita merasa tertekan, kebingungan sehingga kita juga melakukan beberapa kesalahan. Menurut saya itu adalah hal yang wajar.

Tentang Pendewasaan
Seperti yang saya katakan sebelumnya, yaitu dalam keadaan tertekan kita bisa saja melakukan kesalahan. Sekarang yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan. Dengan semakin banyak kita mempelajari kesalahan, kita juga berfikir untuk menemukan solusi dan menurut saya itu yang disebut dengan kercerdasan. Ya namanya juga pendapat boleh setuju boleh tidak.

Kalau pendapat saya pribadi, salah satu barometer untuk mengetahui seberapa dewasanya kita adalah pada saat kita menghadapi suatu masalah. Ada kalanya seseorang saat menghadapi masalah malah bersifat tidak kooperatif, ”nggondok”, emosi yang meluap – luap bahkan ada yang sampai hilang kendali. Hal itu mungkin saja terjadi. Namun sebagai seorang pembelajar, kita harusnya selalu bersikap positif pada setiap masalah yang dihadapi. Menghadapi masalah dengan kepala dingin, tidak bersikap yang terlalu reaktif dan bisa mengedalikan emosi.

Hal – hal yang bisa membuat pikiran rileks juga perlu dicoba, hal ini dilakukan untuk mengurangi ketegangan, seperti bernyanyi *saya kebetulan suka bernyanyi, walaupun suara seperti kaleng susu bendera yang kosong, jumlahnya ada tiga, masing – masing ujungnya dikasih benang dan disatukan pada satu benang, kemudian diikat pada bajai, kemudian bajai dijalankan, nah suara saya seperti perpaduan suara bajai dan suara kaleng tadi, bisa anda imajinasikan*, membaca lelucon atau pelbagai macam cara yang sesuai dengan diri anda.

Saya juga mengerti bahwa berbicara menulis itu lebih gampang dan bisa dijual eceran TM dari pada melaksanakannya.

Fokus

Standard
Untuk memperoleh tujuan yang akan di inginkan kita harus fokus terhadap cara pencapaian tujuan tersebut. Namun agar kita bisa fokus itu sendiri bukan lah suatu hal yang gampang untuk dilakukan. Fokus memang memerlukan konsentrasi dan kesabaran. Beberapa minggu atau bulan terakhir ini empunya blog kesulitan untuk memfokuskan terhadap suatu hal yang dilakukan. Selalu saja ada sesuatu yang dipikirkan sehingga membuat konsentrasi bercabang. Tidak mau seperti ini terus menerus, empunya blog belajar untuk mencoba fokus terhadap suatu hal yang dilakukan agar pekerjaan yang dilakukan memperoleh hasil yang maksimal. Ini adalah beberapa hal yang saya lakukan agar empunya blog bisa bekerja secara fokus pada suatu pekerjaan atau tanggung jawab. Pertama fikirkan anda mempunyai tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan yang dilakukan. Dengan cara seperti ini secara otomatis kita akan berkonsentrasi terhadap apa – apa yang menjadi tanggung jawab kita. Kedua lupakan, hindari atau jangan pikirkan hal – hal yang dapat memecah konsentrasi, sehingga kita tetap fokus dan yang terakhir adalah perlunya kesabaran. Tip – tip diatas bukanlah berasal dari para ahli, melainkan beberapa cara yang dilakukan empunya blog ini agar tetap bisa fokus dalam pekerjaan yang dilakukan. Pembaca percaya atau tidak itu saya kembalikan kepada para pembaca sendiri. Namun pada hakikatnya diperlukan fokus agar pekerjaan yang kita lakukan dapat mencapai hasil yang terbaik.