Lika – liku Para Peminta

Memberi adalah perbuatan yang mulia apalagi jika pemberian kita di amini dengan rasa tulus dan ikhlas. Memang memberi adalah perbuatan yang mulia, Namun bagaimana jika orang yang meminta itu banyak dan berdatangan tiap hari. Terkadang muncul keraguan dalam diri, apakah dengan memberi para peminta tersebut setiap datang meminta adalah perbuatan yang bijaksana. Terbersit dipikiran “lama – lama menjadi kebiasaan”, berapa model peminta sumbangan yang pernah aku jumpai akan saya sedikit ceritakan disini, di kos ku, sering kali kedatangan peminta sumbangan, mulai dari ibu-ibu yang gendong anak-anak kecil, entah itu anaknya sungguhan atau bukan, Ada lagi seorang bapak – bapak yang meminta sumbangan untuk pembangunan tempat ibadah, mula – mulanya saya yakin tapi karena datangnya terlalu sering, saya jadi merasa aneh juga. Selain di kos, di kampusku pun sering kedatangan orang meminta sumbungan, dia memberikan amplop.

Anehnya hal ini rutin dilakukan, terus orang yang meminta sumbangan adalah orang – orang itu saja. Semula memberi adalah sebuah perbuatan yang menyenangkan, namun kalau seperti ini juga kita akan berfikir dua kali untuk memberikan sumbangan kita. Pernah nih, ada ibu-ibu minta sumbangan, karena sibuk nge print (ada deadline) saya terpaksa menolak ibu – ibu tadi, namun sikap sang ibu itu agak marah dan dengan mulut komat – kamit mengguman yang tidak jelas pergi sambil memaki – maki saya (mungkin), saya hanya bisa geleng – geleng, katanya kita mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan, tapi dalam hemat saya semakin banyak saja para peminta – minta. Sebenarnya ini adalah permasalahan bersama yang juga harus kita pikirkan dan pecahkan bersama – sama.

0 thoughts on “Lika – liku Para Peminta

  1. saya pikir gak semuanya peminta sumbangan itu jujur. ada juga yg cuma berkedok. dulu saya memberi sumbangan kpd seseorang yg datang ke kantor dan mengaku dr gereja. beberapa hari kemudian sekedar utk membuktikan saya menghubungi no telpon yg diberikannya. hasilnya? tulalit…setelah itu saya lebih berhati2 memberi sumbangan, apalagi peminta sumbangan yg datang ke kantor/rumah. lebih nyaman dan mantap menyumbang lewat lembaga resmi

  2. ga semua peminta jujur. nah sebagian yg ga jujur tu biasanya sih org2 malas. memang sih memberi itu tindakan mulia, tp ya diliat liat dulu apa org itu pantas diberi ato tidak

  3. jadi ingat buku berjudul ‘kau beri aku umpan maka aku akan malas, kau beri aku kail maka aku akan giat’ dari sini sudah bisa ditebak, orang yang selalu mendapat belas kasih (umpan) maka ia akan malas-malasan mencari kerja. tapi kalao dia di beri pekerjaan (kail) maka ia akan semangat

  4. maap mas kalao OOT hanya ingain laporan kalao link anda sudah sayah pasang. dipersilahkan kalao ingin mengenal blog sayah dulu. oia bio di blogroll sayah kurang lengkap nuh (pekerjaan, usia dan kota) di halaman ‘about’ tidak ada. silahkan di cek, di nistakan dan dii gugat bila perlu hehehe di blogroll point ‘C’ laporan selesai

  5. susah juga sih yap menghadapi situasi itu, kalo misalnya kita kasih nanti mereka bakal balik lagi.hmm ato gini ajah om, dibikin selang seling.hari dikasih, hari besok ngga dikasih,gitu seterusnya 😀

    weit, ngapain si ebong kok bisa sampai sinih?

  6. @mbak nita: benar juga mbak, lewat lembaga resmi pasti sudah terjamin kebenarannya!
    @casual Cutie: kebanyakan yang banyak terjadi memang seperti itu kelihatannya itu sudah fenomena
    @eros: sepakat ros, mending di kasih skil atau ketrampilan dari pada langsung di kasih uang

  7. positif thinking aja wis, tserah itu dia yg minta sumbangan boong apa enggak ehm kalopas emang kita lg gak ada duit ya udah tolak secara halus, urusan diomelin yah udah terima lapang dada aja hehehe;)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *