Setelah diskusi dengan senior, beliau sudah membiasakan mengurangi gula. Salah satu yang dilakukan yaitu menikmati kopi tanpa gula. Kemudian saya juga mencobanya. Yang awalnya pahit sedikit getir, perlahan – lahan mulai terbiasa dan lama – lama menikmatinya. Entah ya, kopi ini ternyata banyak sekali memiliki filosofi.

Menikmati kopi tanpa gula, punya filosofi

Versi ku menikmati Kopi tanpa gula memiliki filosofi sendiri. Yaitu Aku selalu menikmati kopi pahit sedikit demi sedikit sampi dengan selesai, seperti menikmati proses kecil (small step) namun kontinyu sampai dengan tujuan.

Sepertinya menikmati kopi tanpa gula mengajarkan go just jump into it, start small, Enjoy the journey and finish it.

By the way asyik juga menikmati kopi tanpa gula. Semakin terbiasa dan semakin menikmatinya…. apalagi pas lagi hujan siang – siang gini. Tambah syahdu.

Hal yang paling membuat gelisah adalah ketika kerja diluar kota sementara mendengar si adik lagi ga enak badan dirumah… weh .. bener – bener bikin ga nyaman. Cuaca panas hujan, flu dan pilek lagi marak-markanya…

Lagi musim penghujan

Menjaga kesehatan terutama balita memang krusial. Sedikit saja ada anggota dirumah pilek, tentu anak – anak juga berpeluang pilek. Kalau pilek disertai hidung tersembat, klo kita orang dewasa tinggal di “sisi” kan. Nah klo masih kecil kan kasihan…

Apalagi si mamah yang berjuang ngemong anak-anak dirumah, salut pada mama tercintah… love you… biar Gusti memberi pahala yang terbaik….

Apalagi dirumah lagi musim hujan mendung kadang hujan rintik – rintik lembut tapi durasi nya lama… Memang klo lagi gini, kondisi badan diuji. Menjaga kesehatan dan minum air banyak “menjadi penting”.