Mampir ke Kota Solo

Standard

Beberapa waktu lalu selasa 7 Februari 2023 saya ada tugas dadakan ke Solo. FYI saya belum pernah sekalipun ke Solo. Berangkat dari Stasiun Senen Jakarta jam 13.30 sampai Stasiun di Solo Jebres udah jam 22.30 kalau ga salah.

Didepan Masjid Syekh Zayid Solo bersama rekan – rekan

Pengalaman saya Solo, beberapa hal yang menarik dan rekomendasi di Kunjungi adalah, yang pertama tentunya Masjid Syech Zayed Grand Mosque Solo. Masjid Ikonik baru di Solo. Rekomendasi di Kunjungi sebagai destinasi wisata religious.

Suasana Grand Mosque Syech Zayed Solo (Masjid Syek Zayid Solo) di Malam Hari

Yang kedua adalah makan Tengkleng Pasar Klewer Bu Edi. Tengkleng nya mantab sekali. Kemarin makan siang jam 11 aja beberapa menu utamanya sudah Habis.

Tengkleng pasar Klewer Bu Edi enak sekali, tapi awas Kolesterol

Yang Ketiga, Sedikit keluar dari Solo ke Boyolali, tepatnya pas didepan perpustakaan kota Boyolali, Iga Pak Wid namanya. Sumpah Iganya Enak banget. Sehingga saya pun sangat merekomendasikan.

Iga nya enak sekali, empuk mak nyus, tapi lagi – lagi waspada kolesterol

Mungkin Itu saja. Destinasi yang rekomended untuk dikunjungi ketika pergi ke Solo dan sekitarnya.

Pecel Lele Lela

Standard
Pecel Lele Lela

Setiap kali berangkat atau pulang kerja selalu melewati rumah makan Pecel Lele Lela ini. Walaupun sudah lama namun baru beberapa waktu lalu mencoba menu lele di rumah makan ini. Diawali dari rasa penasaran tapi lama-lama membuat ketagihan.

Lokasi Pecel Lele Lela yang dikunjungi.
Lokasi di Jalan Dewi Sartika Jakarta Selatan.

Lokasi di Jalan Dewi Sartika

Soal Rasa
Mencoba paket lele orginal, rasanya mantap memang. Dan yang menurut lidah saya paling pas adalah sambalnya. Gurih dan “nyakot” banget.

Soal Harga
Dari pengalaman makan di pecel lela, harga yang ditawarkan sangat bersahabat dengan kantong. Untuk anda pecinta kuliner, menu di pecel lela ini patut untuk dicoba. (NB: Murni review pribadi)

Wisata kuliner Surabaya Lontong Kupang dan Tahu Campur di Jakarta

Standard

Kerinduan akan suasana Surabaya, membuat saya mencari salah satu menu favorit saat kuliah dulu, Lontong Kupang. Kalau di daerah Surabaya atau Sidoarjo, tidak sulit mencari lontong kupang ini, namun lain halnya di Ibukota. Dari beberapa referensi di Google akhirnya menemukan tempat makan di depan RS. Fatmawati. Dua kali sudah ke tempat ini. Pertama saat ke sana sudah kemalaman, alhasil Lontong Kupang sudah habis.

Dan hari ini, saya kesana. Sengaja berangkat agak sore dan akhirnya sampailah disana. Alhamdullilah masih ada dan saya harus menunggu hingga dapat tempat duduk. Saat duduk, suasana Suroboyoan sangat kental, boso suroboyoan. Setidaknya 2 kali kesini, khas obrolan wong Suroboyo yang ceplas-ceplos, apa adanya dan kadang-kadang sampai membuat tertawa sendiri.
Warung kuliner Surabaya
Lokasi
Lokasi tempat makan ini adalah pas di depan Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Selatan. Di seberang jalan ada Kantor Pos. Di belakang kantor pos terdapat area warung tenda kuliner. Anda masuk kesitu dan cari 2 warung yang pojok. 2 kali kesitu, dua warung ini terlihat paling ramai. Satu menjual lontong kupang satunya lagi menjual tahu campur.
Suasana yang ramai
Menu
Menu yang dijual disini ada lontong kupang, lontong balap,tahu campur dll. Tahu campurnya lumayan laris, terlihat dengan pembeli yang antri dan terkadang sampai menunggu antrian untuk duduk. Nikmat sekali menyantap lontong kupang ditambah dengan sate kerang disini. 
Lontong Kupang

Semoga posting ini dapat menjadi referensi bagi teman-temen yang nyari kuliner Surabaya di Ibukota, saya sendiri sampai ketemu senior saya kuliah dulu ditempat ini. Salam Wisata Kuliner.

Menemukan Kembali (Warung Bebek) Episode Makassar

Standard

Hobi empunya blog ini adalah kuliner. Dan yang paling favorit bagi saya adalah Nasi Bebek. Dulu waktu di Surabaya mencari warung bebek yang enak banyak sekali tempatnya. Namun setelah saya dinas di luar Surabaya mencari Nasi bebek adalah hal yang susah gampang. Dulu waktu saya di Tanjung Balai Karimun, saya juga merasakan sulitnya mencari Warung Bebek, namun sekarang untungnya Makassar sobat, kota yang cukup ramai.

Jika kebetulan sobat berada di Makassar dan ingin mencari Nasi Bebek ada baiknya saya sharing hasil hunting berburu Warung Bebek Saya. Tempat rekomended hunting bebek yang pertama adalah di warung Pak Ndut. Gampang sekali mencarinya karena terletak pas didepan Mall Ratu Indah Makassar. Lokasinya yang dipinggir jalan membuat kita mudah menemukannya. Menurut saya rasa bebek yang disini cukup lumayan untuk menghilangkan kerinduan akan nasi bebek. Alamat lengkapnya saya juga tidak begitu hafal, maklum newbie di Makassar, namun kalau kita tanya Mall Ratu Indah semua pasti tau.

Sementara yang kedua adalah Warung Cobek-Cobek. Bukan bermaksud apa, saya lebih prefer kesini. Karena rasanya yang mendekati bebek yang ada di Surabaya. Lebih Nampol. Lokasi rumah warung makan ini sangat gampang. Terletak di Jalan Boulevard sebelanya mall Pannakukang. Sekali lagi saya baru dua kali di warung ini, namun sepertinya sudah kecanduan Nasi Bebeknya. Biar tidak hoak, saya kasih skrinsiutnya.

Nasi Bebeknya yang begitu Menggoda..

Suasana tempat makan yang asyik dan ramah.

Nah Sobat ini sedikit info mengenai perburuan kuliner disela-sela kesibukan saya disini, juga disini. Perburuan kuliner di Makassar masih berlanjut sobat. Nanti Insya Allah saya bagi. Dan bila sobat blogger punya pengalaman seputar kuliner jangan sungkan untuk di sharing.

Mampir di rumah makan Cak Nur Makassar

Standard

Hari rabu sebelas januari *gigi mode on* itu sudah malam, saya bersama Pak Slamet, Pak Eko HW dan Ken pulang dari proyek, wuh penyelesaian proyek ini memang memerlukan banyak tenaga dan pikiran. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Dari proyek kami berencana pulang, namun ditengah perjalanan terbersit niat untuk mencari durian.

Akhirnya jalan Sungai Sadang yang kami tuju. Lokasinya agak diujung jalan Sungai Sadang kami temukan warung durian. Tidak berselang lama durian datang satu durian satu orang. Tak butuh banyak waktu menghabiskan satu buah durian itu. Perjalan kami lanjutkan untuk pulang ke mess.

Ditengah perjalanan pak Slamet mengajak ke warung Cak Nur yang berlokasi di Daya, kalau dari dari mess saya di Paropo masih ke Unhas dan masih lanjut lagi, pokoknya jalan ke bandara Hassanuddin aja.


Mendengar namanya “Cak Nur” pasti sudah bisa ditebak warung mana ini, Pancene bener cak sampeyan, iki warung Suroboyoan. Jualannya kas masakan Jawa Timur seperti Gule, Soto, Rawon, dan lain-lain. Warung yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan Km.5 ini menurut saya memang mak nyos, saya kemarin coba gulenya, tidak amis dan daginnya bener-bener nampol. Sedikit tambahan jeruk nipis dicampur sambal tumbuknya membuat liur ini terus mengalir.


Jadi tidak ada salahnya jika anda melewati jalan Jalan Perintis Kemerdekaan berhenti sejenak untuk menikmati suguhan menggoda di warung Cak Nur ini. Sepertinya anda tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menikmati hidangan diwarung ini.

Main-main ke jogja part 2

Standard

Postingan ini tidak ada kaitannya dengan postingan ini, sebenarnya bukan main-main melainkan ada tugas ke Jogja. Kurang lebih ke jogja terakhir kali bulan februari 2009 lama sekali rasanya dan kemarin saya ada kesempatan tugas di Jogja selama dua hari. Jum’at 11 Nopember saya sudah di Jogja.

Masjid UGM

Acara rapat koordinasi dilakukan di lokasi proyek Rumah Sakit Sardjito. Acara pun dipotong untuk sholat Jum’at. Kami dan rombongan sholat jum’at di Masjid UGM. Setelah selesai rombongan kembali meneruskan meeting hingga selesai sore hari.

Memang saat akhir pekan, banyak hotel yang terisi penuh, seperti halnya saya, penginapan sulit saat itu, hingga akhirnya saya mendapatkan penginapan disebelah plasa ambarukmo. Lebih tepat jika saya katakan sebagai losmen, namun suasananya nyaman disana.

Sore harinya setelah sholat magrib, saya berburu kuliner di rumah makan Tohjoyo 3. Menunya ayam goreng namun rasanya berbeda sekali, pantas saja rumah makan ini tidak pernah sepi. Jadi saya menghabiskan beberapa potong ayam, hingga perut sudah tidak muat.

Rumah makan Tohjoyo

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke Malioboro, tujuannya ada untuk membeli batik, saya menuju TKP disalah satu toko batik yang lumayan besar di jalan Malioboro, akhirnya saya membeli beberapa baju untuk oleh-oleh teman di Makassar dan tentunya buat saya sendiri.

Suasana di jalan Malioboro

Satu hal yang menarik, walaupun perkembangan kota jogja pesat namun budaya jawa yang santun tetap dipertahankan, ini adalah faktor mengapa Jogja sangat dirindukan oleh orang-orang yang pernah kesana.

Menara Phinisi dan Pisang Ijo.

Standard

Saat menulis ini, saya sedang di Makassar. Baru beberapa hari datang di Makassar memang. Setidaknya sesuai dengan jadwal, sampai akhir Desember 2011 ini saya harus menyelesaikan Tugas disini. Kami mengerjakan proyek Pembangunan Menara Phinisi (banyak orang menyebut demikian) di Kampus Universitas Negeri Makassar.

Seperti biasanya, suasana baru juga memerlukan adaptasi yang baru pula. Saat mendarat pertama kali di Makassar, cuaca panas datang menyambut. Kebetulan saat ini belum turun hujan. Walaupun demikian semilir angin selalu berhembus tiap saat. Mungkin karena ini pula Makassar ini dijuluki kota Angin Mamiri.

Proyek yang kami tangani disini cukup unik, dilihat dari strukturnya saja (kebetulan dikerjakan oleh perusahaan lain) terlihat sangat tidak simetris. Selanjutnya tugas kami adalah mengerjakan pekerjaan Finishingnya. Gambaran mengenai Tower Phinisi yang belum jadi ini terlihat seperti skrinsyut dibawah ini :

Lokasi proyek ini berada di area kampus Universitas Negeri Makassar, jadi kalau saja ada teman blogger di Makassar mau kopdar dengan saya silahkan saja datang. Pekerjaan yang menantang mengingat waktu yang cukup mendesak, sehingga kami harus bekerja keras untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Menara atau Tower Phinisi ini nantinya tidak hanya menjadi kebanggaan Universitas Negeri Makassar saja tetapi juga kebanggaan warga Makassar. Berikut ini gambar 3D bagaimana saat bangunan ini jadi nanti :

Satu lagi, ada yang menarik pada saat awal kedatangan saya ke tempat ini. Dimana diseberang jalannya dibuka semacam outlet penjualan Pisang Ijo. Suatu makanan yang menggunakan bahan utamanya pisang kemudian dibungkus dengan semacam pelapis yang berwarna hijau. Sulit memang mendeskripsikan tentang makanan, lebih mudah jika kita langsung mencobanya.

Bentuknya dan warnanya yang unik serta kreatifitas dari penciptanya sehingga pisang pun dapat dijadikan sebagai inovasi baru di bisnis kuliner disamping rasanya yang memang enak serta harganya yang tidak mengurangi ketebalan dompet.

Satu kalimat bijak ingin saya share disini : “Setiap orang mengingkan kondisi ideal, namun dalam perjalan hidup saya, sulit sekali menemukan kondisi yang ideal. Namun jika kita telaah lebih mendalam lagi, Tuhan banyak memberikan nikmat yang wajib kita syukuri, agar kita selalu mau belajar untuk menjadi lebih maju dan mau melayani”.

Nasi Pecel Botorejo

Standard

Sebenarnya sudah lama sekali saya ingin posting tentang nasi pecel Botorejo ini, namun baru kali ini saya bisa menulis dan ditambah sore tadi saya baru saja kesana. Well, sekilas tidak ada yang istimewa dari Nasi pecel yang berada di daerah Jombangan – Pare – Kediri ini. Lokasi yang agak masuk kedalam beberapa ratus meter dari perempatan Jombangan Pare.


Ciri khas dari nasi pecel ini adalah tempatnya yang menggunakan pincuk (daun pisang). Dan yang mengherankan saya adalah walaupun tempatnya masuk kedalam namun pembelinya banyak dari luar kota. Apalagi masih suasana libur Idul Fitri seperti ini, tentu saja suasana sangat ramai di pecel Botorejo Jombangan ini.



Memang nasi pecel disini sangat nikmat jika dimakan pada saat masih panas. Rasa sambal tumpangnya yang menurut saya nampol sekali. Kelengkapan rasa menjadi komplit dengan meminum teh hangat yang disediakan. Jika anda pergi ke daerah Pare untuk bermain ataupun belajar bahasa Inggris, jangan lupa untuk mencicipi nasi pecel Botorejo ini.

Menemukan Kembali (Warung Bebek)

Standard

Setelah kurang lebih 1,5 tahun di Tanjung Balai Karimun, dan setelah sekian lama mencari, akhirnya menemukan juga warung bebek. Mengingatkan akan hobi makan bebek ketika masih kuliah dahulu di Surabaya. Kalau di Surabaya mau mencari warung bebek tinggal jalan, tapi kalau di Tanjung Balai ini menemukan warung menjual menu bebek adalah hal yang tidak gampang.



Letaknya berada dijalan Ahmad Yani, Tanjung Balai Karimun. Kalau dari Indo A Yani, jalan 40 meteran, sebelum lampu pertigaan. Namanya Warung Ayam Penyet Ria, walaupun menu utamanya adalah ayam penyet, namun disini dijual juga menu bebek. Wow mantabs, mengobati kerinduan makan bebek. Cara memasaknya agak berbeda, bebek yang disini sistemnya di presto. Yang jelas ada plus minusnya dibanding sama langganan saya disurabaya.

Sop Ayam Ceker ala depan rumah

Standard

Pernah melihat atau bahkan mendengar Sop Ceker ? bagi saya itu baru tadi sore saja. Langit yang mendung sedari pagi, kemudian turun hujan, saat suasana yang mendukung untuk tidur ini terjadi, terdengar sirine tukang bakso didepan mes, tak pelak saya ingin membeli bakso. Eh saat saya datangi ternyata orang tersebut jual Sop ceker dan mie.

Mengenai sop ceker, saya tidak begitu familiar dengan masakan ini, saya juga telah ngecek disini, oke tidak pakai lama saya, pak choliq dan pak slamet memanggil orang yang sedang mendorong gerobak dengan cepat itu tadi. Pak choliq yang mencoba sop ceker, karena membayangkan “ceker=ngak pake alas kaki” membuat otak saya berfikir dua kali untuk mencobanya. Saya jadi pesan mie saja.

Masih ingatkah “Makan ceker ayam nanti bisa kepala pusing… ” lagu pas jaman waktu saya kecil. Namun bukanlah demikian, justru ceker ayam yang saya baca disini memiliki banyak manfaat yang baik. Menikmati ceker ayam dalam suasana mendung, memang menyenangkan.