Main-main ke jogja part 2

Standard

Postingan ini tidak ada kaitannya dengan postingan ini, sebenarnya bukan main-main melainkan ada tugas ke Jogja. Kurang lebih ke jogja terakhir kali bulan februari 2009 lama sekali rasanya dan kemarin saya ada kesempatan tugas di Jogja selama dua hari. Jum’at 11 Nopember saya sudah di Jogja.

Masjid UGM

Acara rapat koordinasi dilakukan di lokasi proyek Rumah Sakit Sardjito. Acara pun dipotong untuk sholat Jum’at. Kami dan rombongan sholat jum’at di Masjid UGM. Setelah selesai rombongan kembali meneruskan meeting hingga selesai sore hari.

Memang saat akhir pekan, banyak hotel yang terisi penuh, seperti halnya saya, penginapan sulit saat itu, hingga akhirnya saya mendapatkan penginapan disebelah plasa ambarukmo. Lebih tepat jika saya katakan sebagai losmen, namun suasananya nyaman disana.

Sore harinya setelah sholat magrib, saya berburu kuliner di rumah makan Tohjoyo 3. Menunya ayam goreng namun rasanya berbeda sekali, pantas saja rumah makan ini tidak pernah sepi. Jadi saya menghabiskan beberapa potong ayam, hingga perut sudah tidak muat.

Rumah makan Tohjoyo

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke Malioboro, tujuannya ada untuk membeli batik, saya menuju TKP disalah satu toko batik yang lumayan besar di jalan Malioboro, akhirnya saya membeli beberapa baju untuk oleh-oleh teman di Makassar dan tentunya buat saya sendiri.

Suasana di jalan Malioboro

Satu hal yang menarik, walaupun perkembangan kota jogja pesat namun budaya jawa yang santun tetap dipertahankan, ini adalah faktor mengapa Jogja sangat dirindukan oleh orang-orang yang pernah kesana.

Menara Phinisi dan Pisang Ijo.

Standard

Saat menulis ini, saya sedang di Makassar. Baru beberapa hari datang di Makassar memang. Setidaknya sesuai dengan jadwal, sampai akhir Desember 2011 ini saya harus menyelesaikan Tugas disini. Kami mengerjakan proyek Pembangunan Menara Phinisi (banyak orang menyebut demikian) di Kampus Universitas Negeri Makassar.

Seperti biasanya, suasana baru juga memerlukan adaptasi yang baru pula. Saat mendarat pertama kali di Makassar, cuaca panas datang menyambut. Kebetulan saat ini belum turun hujan. Walaupun demikian semilir angin selalu berhembus tiap saat. Mungkin karena ini pula Makassar ini dijuluki kota Angin Mamiri.

Proyek yang kami tangani disini cukup unik, dilihat dari strukturnya saja (kebetulan dikerjakan oleh perusahaan lain) terlihat sangat tidak simetris. Selanjutnya tugas kami adalah mengerjakan pekerjaan Finishingnya. Gambaran mengenai Tower Phinisi yang belum jadi ini terlihat seperti skrinsyut dibawah ini :

Lokasi proyek ini berada di area kampus Universitas Negeri Makassar, jadi kalau saja ada teman blogger di Makassar mau kopdar dengan saya silahkan saja datang. Pekerjaan yang menantang mengingat waktu yang cukup mendesak, sehingga kami harus bekerja keras untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Menara atau Tower Phinisi ini nantinya tidak hanya menjadi kebanggaan Universitas Negeri Makassar saja tetapi juga kebanggaan warga Makassar. Berikut ini gambar 3D bagaimana saat bangunan ini jadi nanti :

Satu lagi, ada yang menarik pada saat awal kedatangan saya ke tempat ini. Dimana diseberang jalannya dibuka semacam outlet penjualan Pisang Ijo. Suatu makanan yang menggunakan bahan utamanya pisang kemudian dibungkus dengan semacam pelapis yang berwarna hijau. Sulit memang mendeskripsikan tentang makanan, lebih mudah jika kita langsung mencobanya.

Bentuknya dan warnanya yang unik serta kreatifitas dari penciptanya sehingga pisang pun dapat dijadikan sebagai inovasi baru di bisnis kuliner disamping rasanya yang memang enak serta harganya yang tidak mengurangi ketebalan dompet.

Satu kalimat bijak ingin saya share disini : “Setiap orang mengingkan kondisi ideal, namun dalam perjalan hidup saya, sulit sekali menemukan kondisi yang ideal. Namun jika kita telaah lebih mendalam lagi, Tuhan banyak memberikan nikmat yang wajib kita syukuri, agar kita selalu mau belajar untuk menjadi lebih maju dan mau melayani”.