Kembali ke ibu kota

Memang benar waktu hal yang sangat berharga, waktu 1,5 tahun tak terasa. Ya setelah satu setengah tahun berkutat disana, * Finally i am back to the first crowded city on country that we call Jakarta*. Selama satu setengah tahun di Tanjung Balai Karimun, memang banyak hal berkesan disana. Kota kecil, kota berazam, kota dimana kita harus nyebrang dengan Dumai Express atau Miko Natalia ke sana. Saat awal-awal disana, dengan segala tantangannya disana. Suasana sederhananya disana, dan berbagai keadaan yang saya alami disana, suasana pusat kota yang kecil disamping pelabuhan. Serta habis menonton pertandingan volley wakil bupati cup disana. Akhirnya aku harus melangkah. Karena dinas saya disana sudah selesai.

Dan akhirnya saya mendapat tugas untuk satu tahun kedapan di Ibu Kota yang macet ini. Kota crowded yang amat sangat, sangat kontras jika dibanding dengan tempat sebelumnya. Masalah klasik dari Ibu kota Jakarta yaitu kemacetan setidaknya akan saya rasakan setahun kedepan. Amanah yang baru sudah menanti disini, semoga semua berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan yang berarti.


Pepatah bilang masa lalu itu waktu yang sudah berlalu, masa depan misteri dan sekarang adalah waktu untuk menentukan dan merubah segalanya.

0 thoughts on “Kembali ke ibu kota

  1. cungudh claluh eoh ququgh, puqugnya nantik pastik bunnyug cerrita cerru deh, dipikir positif ajja eoh, cualniiah Jakarta jugga gag identig dengand maced doang kok, ada eang seru juga di cannah…

    cmungudtz claluh!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *